Wajib Tahu 6 Langkah Sebelum Membeli Franchise

Sebelum membangun sebuah usaha, tentu banyak hal yang perlu diperhatikan. Bagaimana konsepnya, bagaimana kualitas produk yg akan dipasarkan, kepada siapa produk tadi akan dijual, dan yg terpenting merupakan strategi pemasaran seperti apa yang harus dijalankan. Selain beberapa hal tersebut, wajib jua memperkirakan kapital dan dalam ketika berapa lama modal itu akan pulang. Untuk itu, pebisnis pemula tak bisa dari menentukan bisnis yg akan dijalaninya.

Jika sebagai pebisnis pemula Anda tidak ingin mengambil risiko besar, maka cobalah untuk menjadi franchisee. Konsep yang dijalankan sudah matang, kualitas produk sudah terjamin, target pasar sudah ditentukan dan tak membutuhkan strategi pemasaran yang terlampau rumit. Tugas franchisee selanjutnya hanya mempertahankan bisnis tersebut untuk keuntungan pribadi.  Namun sebelum memutuskan untuk menjadi franchisee, ada baiknya untuk menyimak hal-hal berikut.

Keunggulan dan tanggung jawab franchise owner

Bayar harga (cost)

Guna memperlancar proses kerja sama, tentu kedua belah pihak harus saling menghargai. Setiap pihak mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing. Sebagai franchisor, harus menyediakan bahan baku dan segala alat penunjang yang dibutuhkan oleh franchisee. Sedangkan franchisee diberikan kewajiban untuk membayar biaya pembelian merek dagang sesuai dengan harga dari franchisor.

Selain biaya pembelian, franchisor jua mewajibkan franchisee buat membayar royalti. Biasanya kurang lebih 10-25%, lagi-lagi tergantung kesepakatan franchisor menggunakan calon franchisee-nya. Namun ada pula franchisor yang nir mengharuskan buat membayar royalti, relatif menggunakan membeli bahan baku berdasarkan perusahaan franchisor. Hal ini biasa disepakati oleh franchisor pada sektor kuliner.

Pengawasan

Meskipun sudah mempunyai merek dagang franchisor di tempat tertentu, bukan berarti franchisee bebas menurut pengawasan franchisor. Tentu hal itu adalah hal yg masuk akal, mengingat merek dagang tersebut tetaplah milik franchisor. Pengawasan ini juga yg kadang membuat franchisee misalnya ?Tidak bebas? Mengelola usaha sendiri. Tetapi hal ini tentu sudah dibicarakan sejak awal konvensi.

Hal yg sebagai perhatian utama franchisor merupakan bagaimana franchisee mengelola bisnisnya. Selain itu, terdapat beberapa supervisi yang dilakukan oleh franchisor, seperti restriksi area penjualan, dekorasi & penampilan outlet sesuai standar franchisor, pembatasan produk yg franchisee jual, sampai restriksi metode operasi.

Demi kelangsungan bisnis franchisor dan kelancaran franchisee menjual produk, franchisor kadang membatasi area penjualan. Hal ini bermaksud agar tak terjadi bentrok antara franchisee yang satu dengan franchisee yg lainnya. Tak terdapat saling klaim pelanggan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, umumnya franchisor rela melakukan riset buat membantu franchisee menentukan area berjualan.

Salah satu keuntungan berbisnis franchise adalah franchisee tidak perlu repot menyiapkan konsep dekorasi buat outlet. Franchisor telah menyiapkan segala sesuatunya, mulai menurut peralatan yang dibutuhkan, alat peraga pemasaran hingga dekorasi outlet. Tetapi hal tersebut membatasi franchisee buat menambahkan sedikit aksesoris, demi keseragaman dengan outlet franchisee yang lain.

Dalam supervisi produk yg dijual, seseorang franchisee tak bisa menggunakan mudah berinovasi menggunakan hidangan yang ditawarkan. Kecuali ada konvensi tidak sinkron antara franchisee dengan franchisor. Metode penjualan yg dipakai pun umumnya harus seturut dengan langkah franchisor. Seperti jam pengoperasian, harga produk yang dijual & lain sebagainya.

Keuntungan

Sebelum membeli bisnis franchise, seorang franchisee harus mengetahui seberapa besar kapital yg akan diinvestasi, kemampuan buat mengelola bisnis tersebut & tentu saja mempertimbangkan terlebih dulu apa yg nantinya akan franchisee dapatkan. Jadi, calon franchisee tak boleh gegabah pada mengambil keputusan. Karena sekecil apapun risiko pada usaha franchise, itu tetaplah risiko.

Pilih franchise

Permintaan

Inilah pentingnya buat melakukan riset. Adanya permintaan pasar akan produk tertentu, tentu saja dapat diketahui menggunakan melakukan sebuah riset kecil di lingkungan kurang lebih. Tidak perlu memakai metode riset yg berlebihan, relatif melakukan wawancara dengan beberapa pertanyaan dalam masyarakat lebih kurang. Apa yang mereka inginkan. Dengan hasil riset tadi, tentu akan memudahkan calon franchisee buat memilih usaha franchise apa yg cocok untuk wilayah yg akan dijadikan sebagai area berjualan.

Persaingan

Dengan tidak bermaksud menjadi pengintai, penting bagi franchisee buat memahami pesaing yg ada pada daerah bisnisnya. Apakah pesaing tadi menjual barang yg sama? Apakah pesaing tadi menjual harga jauh lebih murah? Apakah pesaing tersebut merupakan dari dari franchisor yang sama? Apakah poly usaha waralaba pada lingkungan lebih kurang? Hal-hal tersebut tentu sangat krusial diperhatikan sang franchisee atau terwaralaba.

Kemampuan buat mengoperasikan usaha

Dunia bisnis memang membutuhkan orang-orang yang berani merogoh segala risiko. Tetapi bukan berarti berani saja relatif. Dunia usaha juga mengharuskan orang-orang yang menjalankannya mempunyai kemampuan buat bertahan. Apabila Anda nir mampu mengolah, apakah Anda sanggup membuka gerai masakan? Apabila franchisor mengalami kebangkrutan, apa yang akan Anda lakukan?

Pelatihan dan pelayanan pendukung

Selain memberikan peralatan penunjang utama, alat peraga pemasaran serta dekorasi outlet, seseorang calon franchisee juga harus mengetahui keuntungan apalagi yang akan dihasilkan menurut pembelian merek dagang franchisor. Selain nama dan reputasi baik franchisor, pelayanan yang baik tentu menjadi nilai tambah buat menggaet pelanggan.

Guna menaikkan dapat dipercaya pelanggan dan calon franchisee, ada franchisor yang memberikan training & pelayanan pendukung sebagai galat satu keuntungan bermitra menggunakan perusahaannya. Seperti misalnya training karyawan, menaruh workshop bagi franchisee & lain sebagainya. Tentu hal ini dapat membantu perkembangan bisnis kedua belah pihak.

Pengalaman franchisor

Merek dagang yg populer tak lantas menjamin keberhasilan penjualan suatu produk. Untuk itu, krusial bagi calon franchisee buat meneliti terlebih dahulu dan mengenal calon franchisor sebelum menjadi kawan usaha. Misalnya seberapa usang perusahaan franchisor berdiri, seberapa banyak franchisee yg sudah bekerja sama, seberapa banyak outlet yang franchisor miliki, dan lain sebagainya.

Temukan kesempatan yang benar

Berapapun kapital yg calon franchisee miliki, tentu disertai asa bahwa kapital tadi akan balik dan berlipat ganda. Modal seadanya, laba sebesar-banyaknya. Tentu buat itu pebisnis menekuni dunia usaha. Untuk itu jua seseorang franchisee membeli merek dagang dari franchisee. Maka, harus berhati-hati pada mengambil setiap kesempatan.

Jika ada sebuah pameran waralaba pada lingkungan kurang lebih, nir ada salahnya bagi calon franchisee buat melihat-lihat. Calon franchisee tentu akan menemukan begitu poly pilihan usaha waralaba. Selain dapat melihat secara eksklusif bagaimana proses kerjanya, calon franchisee pula menanyakan banyak hal terkait waralaba pada pihak franchisor. Banyaknya gerai waralaba jua mampu dijadikan alat pembanding bagi franchisee. Franchisor mana yg paling memikat hati calon franchisee.

Untuk lebih meyakinkan diri sebagai franchisee, Anda pula mampu menanyakan beberapa hal pada sahabat yang telah berpengalaman di bidang bisnis franchise. Malu bertanya, tentu akan sesat di jalan. Jadi nir terdapat salahnya buat menyebarkan pengalaman menggunakan sesama pebisnis. Jika Anda mempunyai uang lebih, Anda bisa menyewa atau meminta pendapat kepada para pakar bisnis.

Investigasi sebelum berinvestasi

Ketika franchisee sudah menyatakan setuju bekerja sama dengan franchisor, tentu uang yang sudah dibayarkan tidak dapat kembali lagi, Untuk menghindari penyesalan yang datang terlambat, tentu ada baiknya jika calon franchisee melakukan investigasi terhadap calon franchisor. Bisa dikatakan sebagai riset kecil sebelum calon franchisee benar-benar memutuskan.

Calon franchisee harus membaca dengan teliti surat perjanjian yang diberikan oleh franchisor. Tak perlu ragu untuk mengingatkan franchisor mengenai salinan surat kontrak, serta jangan malu untuk minta penjelasan dan klarifikasi terhadap pasal yang franchisee tidak paham. Hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah antara lain: pengalaman franchisor, latar belakang bisnis, pailit, peraturan, periklanan dan sebagainya.

Sebelum tanda tangan surat perjanjian

Sebelum benar-benar menandatangani surat perjanjian dengan franchisor, ada baiknya jika calon franchisee mendiskusikannya dengan pihak ketiga yang paham akan masalah hukum dan kerja sama bisnis. Misalnya seperti pengacara atau akuntan. Karena calon franchisee akan tanda tangan hitam di atas putih, maka sangat penting jika franchisee memahami secara keseluruhan isi pasal yang tertera di surat perjanjian.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...