Wajib Tahu Kisah Perjalanan Bisnis George Soros
George Soros merupakan seseorang kapitalis radikal, pelaku usaha keuangan & ekonomi, penanam kapital saham, & aktivis politik berkebangsaan Amerika Serikat. Pria yg satu ini memang cukup kontroversial. Di Asia, beliau dikenal karena tindakannya yang mengguncang dan menyebabkan krisis ekonomi di Asia, misalnya di Korea Selatan, Filipina, Hong Kong, Malaysia, Indonesia, & Thailand. Mata uang ketiga negara itu anjlok & dampaknya masih mampu dirasakan.
Tindakannya pula berpengaruh dalam Indonesia. Dulu, saat kita hendak membeli uang Dollar Amerika, kita hanya perlu mengeluarkan uang lebih kurang dua.000 hingga dua.400 Rupiah buat satu Dollar. Kini, buat mendapatkan satu Dollar saja, kita memerlukan uang 11.000 Rupiah bahkan mampu lebih. Di Inggris, ia dikenal akan tindakannya yang mengguncang Bank Inggris & menyebabkan terjadinya insiden yg dianggap ?Hari rabu hitam? Dalam tahun 1992. Namun, siapakah sebenarnya George Soros ini? Apakah reputasinya hanya sampai pada situ?
Masa mini George Soros
Soros yg kini berusia 84 tahun ini lahir di Budapest, Hungaria, pada tanggal 12 Agustus 1930. Pria yg tinggal di famili Yahudi ini mengaku pernah dipenjara ketika Perang Dunia I. Tahun 1944, Soros bekerja buat Dewan Yahudi ketika Nazi Jerman merogoh kontrol militer Hungaria. Ayahnya membayar seseorang karyawan Departemen Pertanian agar Soros tidak ditangkap Nazi & bisa tinggal bersamanya selama ekspresi dominan panas tahun 1944.
Soros yang menyamar menjadi anak baptis ayahnya ini resmi menjadi pengawas penyitaan harta Yahudi. Setahun lalu, Soros selamat dari pertempuran antara pasukan Soviet & Jerman di Budapest. Pada tahun 1947, dia bermigrasi ke Inggris. Ia kemudian berkuliah di London School of Economics. Selama menjadi mahasiswa, Soros bekerja sebagai penjaga pintu kereta barah dan pelayan sampai akhirnya pada tahun 1952 ia lulus.
George Soros dan krisis ekonomi
Ketika beliau berusia 26 tahun, dia bermigrasi ke Amerika Serikat & bekerja di bidang investasi (makelar dan analis) selama tujuh tahun. Dapat dikatakan bahwa cara berpikirnya relatif unik. Soros yg menilik filosofi Karl Popper & menyebarkan ?Theory of reflexivity?, sebuah pandangan baru pencarian buat mengungkapkan hubungan antara pemikiran dan realitas, ini menggunakan teori tadi sebagai dasar untuk memperkirakan meletusnya economic bubbles (gelembung ekonomi). Theory of reflexitivity itu pun ia terapkan buat kegiatan investasi. Tahun 1973, beliau pun mendirikan perusahaan investasi yang lalu dikenal sebagai ?Quantum Fund?.
Pada tahun 1992, Soros kembali mengguncang media, tetapi lebih tepatnya mengguncang Bank Inggris. Soros memiliki cadangan uang yang sangat banyak. Ia membeli dan menjual Poundsterling yang memiliki nilai sekitar 10 miliar Poundsterling. Hari itu kemudian dikenal sebagai “Hari Rabu Hitam”.
Tidak jarang Soros dituduh sebagai penyebab krisis. Benarkah itu? Soros yang piawai dalam memprediksi pecahnya economic bubbles itu membuat ia dapat mengumpulkan uang dengan mudah. Ia akan berinvestasi di wilayah yang ekonominya sedang berkembang dan kemudian menarik kembali dana investasinya ketika perkembangannya mulai tidak wajar alias anomali sebagai bentuk pencegahan jika perkembangan ekonominya pecah. Kemampuan inilah yang menyebabkan Soros dianggap sebagai penyebab dari krisis ekonomi di Asia.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, Soros dituduh sebagai penyebab anjloknya mata uang beberapa negara di Asia, termasuk di Indonesia. Bahkan, seorang perdana menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, menyambung-nyambungkan garis keturunan Soros sebagai Yahudi dan membawa sentimen anti semitisme. Ucapan Mahathir Muhammad tersebut kemudian menjadi buah bibir dan menimbulkan citra negatif bagi Soros di mata orang Indonesia yang tidak terlalu mengerti mengenai masalah ini.
Menanggapi hal ini, Soros mengatakan bahwa kesalahan yang sebenarnya terletak pada pemerintahan yang tidak transparan di negara-negara Asia. “Pasar itu mementukan dirinya sendiri. Bisnis yang saya lakukan semata-mata hanya untuk memenuhi peluang pasar,” tutur Soros. Di lain pihak, ada yang menyebutkan bahwa sebenarnya pasar global itu tidak bebas, tetapi diatur oleh para pemodal kelas atas, seperti Soros misalnya.
Soros Foundation
Disebutkan pula, Institut Masyarakat Bebas milik Soros Foundation telah mengeluarkan dana sebanyak 20 juta Dollar buat mendanai berbagai aktivitas media massa & LSM pada Azerbaijan. Direktur Eksekutif Institut Masyarakat Bebas Azerbaijan mengungkapkan bahwa pada tahun 2003 saja, yayasan ini mengeluarkan dana hingga tiga juta Dollar dimana 15 persennya dipakai buat propaganda, 24 persen untuk pendidikan, 50 % untuk memperbaiki tatanan sosial, dan 16 persen buat keperluan administrasi. Bisa dikatakan bahwa lebih kurang 72 % donasi dana menurut yayasan ini diberikan pada forum swadaya warga dan 28 persennya diberikan kepada lembaga pemerintah Azerbaijan.
Tahun 2003, Soros masih menjadi headline dari media. Setelah lima belas tahun beraktivitas di Rusia, ia memutuskan untuk menutup yayasannya di sana. “Saya telah mengeluarkan uang yang sangat banyak di Rusia dan saya pikir, kini sudah tidak pada tempatnya lagi bagi saya untuk mengeluarkan uang di sini. Rusia adalah negara yang telah kembali tegak dan tidak memerlukan subsidi saya,” kata Soros menjelaskan alasannya menutup cabangnya di Rusia. Seperti yang sudah ia katakan sendiri, ia telah mengeluarkan banyak uang di sini. Memang benar. Tidak tanggung-tanggung, ia telah mengeluarkan uang sekitar satu miliar Dollar.
Melihat aksi Soros, The Washington Post mempublikasikan sebuah artikel yang kemudian menjadi bahan pembicaraan orang. Menurut The Washington Post, selain membantu perluasan internet di universitas dan menyusun buku-buku sejarah dengan sudut pandang yang berbeda, Soros Foundation juga menyediakan jarum bersih bagi para pengguna narkotika.
Sekitar tahun 2004, Eduard Shevardnadze, seorang mantan presiden Georgia, sempat melakukan banyak sekali langkah untuk mengungkap peran Soros Foundation di balik krisis politik di negaranya. Shevardnadze yg terpaksa turun jabatan lantaran adanya demonstrasi akbar-besaran ini berkata bahwa Soros sudah mengeluarkan uang jutaan Dollar demi mendukung aksi para demonstran tadi. Menurut Shevardnadze, Soros Foundation mempunyai tujuan buat membentuk situasi seperti di Yugoslavia dalam tahun 2000 saat gerakan-gerakan demonstrasi massa berhasil menyingkirkan presidennya pada saat itu, yaitu Slobodan Milosevic.
“George Soros sudah berhasil menciptakan dirinya sebagai spekulan terbesar pada dunia, di mana beliau pula berhasil mendapatkan banyak uang dari investasinya tersebut. Bagian terbesar berdasarkan kesuksesannya itu membuat masyarakat global sebagai sadar buat ?Membuka mata? Terhadap dunia perdagangan dan pula yg lebih penting, yaitu bersedia menerima ide-ide baru menurut segala pemikiran & kebiasaan pada berinvestasi yg terus berkembang dengan pesat,? Tulis Paul Volcker, Ketua Federal Reserve Department (FED) pertama, pada Kata Pengantar The Alchemy of Finance karya Soros, mengenai laki-laki yang terus mendapat komentar pro & kontra ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...