Wajib Tahu Kisah Perjalanan Bisnis Rangga Umara
Tidak tahu siapa itu Rangga Umara? Kalau begitu, pernah kah Anda mendengar nama ?Pecel Lele Lela?? Pasti sebagian berdasarkan Anda memahami atau bahkan telah pernah berkunjung ke tempat tinggal makan pecel lele ini. Terkenal akan menunya yang bervariasi, tempat tinggal makan ini dinikmati oleh poly konsumen, bahkan poly orang jua yg tertarrik buat membuka cabang. Keberhasilannya tentu nir instan, pria muda ini wajib menghadapi aneka macam macam rintangan sebelum akhirnya berhasil misalnya kini .
Pada awalnya, pria yang baru-baru memasuki usia ketua tiga ini adalah karyawan dengan posisi sebagai manajer pada sebuah perusahaan swasta. Setelah lebih kurang lima tahun bekerja pada perusahaan tersebut, Rangga merasa kondisi perusahaannya tidak baik. Ia melihat banyak karyawan yang harus diberhentikan. Melihat keadaan seperti ini, beliau merasa dirinya pun hanya tinggal menunggu waktu sampai akhirnya dia menerima gilirannya buat pada-PHK. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Rangga mulai memikirkan tentang rencana hidupnya ke depan. Ia tidak mau lagi menjadi karyawan yg sewaktu-saat bisa di-PHK. Ia pun memutuskan ingin menjadi pengusaha.
Images Credit |
Rangga memang sempat kebingungan sendiri menggunakan pilihannya. Ia tidak memiliki ilham tentang barang apa yang akan dia jual. Sebelumnya Rangga pernah membuka bisnis kecil-kecilan seperti menyewakan komputer, tetapi bisnisnya gagal. Kemudian, beliau memilih untuk membuka bisnis pada biidang masakan. ?Alasannya sederhana saja,? Ucapnya, ?Saya senang makan?. Dengan modal nekat, dia memutuskan buat membuka warung seafood kaki 5. Lantaran nir mempunyai uang, ia menjual barang-barang pribadinya seperti ponsel, parfum, dan jam tangan. Akhirnya, dengan uang sebesar 3 juta rupiah dan mengantongi restu dari istri, dia membuka usahanya itu.
?Istri aku pada awalnya menduga warungku hanya bisnis sampingan, seperti sebelumnya, sejak sebelum aku mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja dulu. Dia terkejut ketika akhirnya tahu bahwa aku berniat untuk menekuni bisnis ini. Untungnya beliau mendukung,? Kentara pria berkaca mata ini.
Ayahnya, Deddy Hasanudin yang adalah seseorang ustadz, dan ibunya, Tintin Martini yg meruakan pegawai negeri yg akan segera purna tugas, nir setuju menggunakan keputusannya. ?Mungkin mereka risi mengenai masa depannya yg nir begitu jelas. Maklum, aku sebelumnya bekerja pada kantor dan berpakaian rapi. Kini aku berkeliaran, mungkin jadi terkesan tidak kentara,? Tambah Rangga.
Ia lalu menyewa sebuah loka semi tetap seluas 2 kali dua meter di daerah Pondok Kelapa menggunakan sewa lebih kurang 250 ribu rupiah per bulan. Dengan 3 orang karyawan yang bekerja pada sana dan desain kios yg dibentuk unik, beliau berharap dapat menarik pelanggan yg lewat. Tetapi, rupanya desain yang sengaja dia buat berbeda menurut kios-kios makanan bahari kaki 5 lain ini tidak berhasil menarik pelanggan. Tiga bulan pertama, penjualannya selalu merugi. ?Mungkin warung saya ini sepi lantaran banyak yg nir tahu lokasi warung tenda saya itu,? Ucapnya mencoba berbesar hati. Dengan niat yang kuat, dia mencoba mencari lokasi lain yang lebih ramai.
Ia juga sudah berkali-kali mencoba menunjukkan sistem kerjasama dengan kios-kios makanan lain, tetapi selalu ditolak. Suatu hari, dia pulang ke sebuah tempat tinggal makan di wilayah Pondok Kelapa dan menunjukkan kerjasama, tetapi masih ditolak. Pemilik rumah makan tadi malah menawakan Rangga buat membeli peralatan rumah makannya lantaran mau ditutup, lantaran sepi pengunjung yang lalu Rangga tolak karena tidak memiliki porto. Akhirnya, pemilik rumah makan tersebut memberikan sewa tempatnya dengan biaya satu juta rupiah per bulan. Rangga pun putusan bulat.
?Saya memahami bahwa bisnis yang dapat sukses & bertahan adalah usaha yang memiliki spesialisasi. Saya memutuskan buat menjual pecel lele, kuliner favorit aku semenjak kuliah,? Kentara Rangga menyampaikan alasannya menjual pecel lele.
Tetapi, ternyata pada tempat tinggal makan milik Rangga itu, yg laris dibeli bukanlah lele melainkan ayam. Bahkan, pembeli lebih memilih pulang daripada membeli hidangan lain jika persediaan ayam di rumah makannya habis. Rangga masih konfiden bahwa menu masakan lele itu enak. Untuk menguji keyakinannya tersebut, beliau menawari pembeli buat mencicipi sajian lelenya & akhirnya menerima respon positif dari pengunjungnya. Menjadikan lele menjadi sajian utama di waktu rumah makan lain umumnya membuahkan lele menjadi sajian tambahan merupakan tantangan tersendiri bagi Rangga. Ia akhirnya mencoba berinovasi demi memperlihatkan keenakan lele yang terletak dalam kelembutan dagingnya. Ia membaluri lelenya dengan tepung dan telur. Menu baru ini kemudian usang-kelamaan disukai sang para pengunjungnya. Setelah 3 bulan di tempat baru, pendapatan Rangga meningkat sebagai 3 juta rupiah per bulan. Membandingkan dengan gajinya sebagai karyawan yang tidak jauh tidak selaras, beliau berniat buat lebih berkonsentrasi dalam usaha rumah makannya ini.
Mengetahui bahwa usaha tempat tinggal makan milik Rangga disukai pengunjung, pemilik loka itu menaikkan harga sewanya dua kali lipat, sebagai dua juta Rupiah per bulan.Ia lalu wajib mencari jalan keluar karena beliau juga harus membayar para karyawannya. Tidak mau menyusahkan karyawannya, Rangga memilih buat meminjam uang yang sayangnya pada rentenir sebanyak lima juta rupiah. Selain meminjam uang, beliau jua berinisiatif buat memperbanyak menu makanannya. Ia menambahkan hidangan lele filet kremes dan lele saus Padang ke dalam menu utamanya.
Ketika penjualannya sedang meningkat, Rangga wajib menghadapi kenyataan bahwa koki utamanya mengundurkan diri & kemudian membuka usaha sejenis dengannya. ?Saya kecewa dengannya. Mengapa beliau tidak memberi memahami saya berdasarkan awal? Jika saja aku memahami, aku akan mendukungnya. Kita memang nir sanggup mengharapkan orang-orang akan bekerja begitu setia dengan kita. Saya sahih-benar bahagia melihat orang lain maju,? Jawab Rangga merespon keadaan tadi.
Dari awal didirikan sampai sekarang, Pecel Lele Lela berhasil menjaga kualitas rasa & layanan yg sebagai kunci suksesnya. Rangga juga terus mengembangkan berbagai menu sajian lele yang spesial dan tidak sinkron buat permanen menarik hati pelanggan. Ia jua meminta pegawainya buat terus mengucapkan ?Selamat pagi? Kepada pelanggannya, meskipun hari itu sedang siang, sore, atau malam. Rangga adalah sosok wirausahawan yang kreatif dan inovatif.
Kini, Pecel Lele Lela yg sebenarnya adalah singkatan dari ?Lebih Laku? Mendapatkan permintaan waralaba menurut orang-orang Indonesia yang bahkan tinggal di Jeddah, Penang, Kuala Lumpur, & Singapura. Sampai sekarang, rumah makan milik Rangga ini sudah mempunyai 27 cabang yg 3 pada antaranya merupakan milik sendiri. Pecel Lele Lela pernah ikut mengisi sajian program buka beserta yg diadakan sang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dihadiri oleh para menteri & duta berdasarkan negara-negara lain. Rangga pula pernah mendapat penghargaan berdasarkan Menteri Perikanan & Kelautan lantaran usahanya dinilai paling inovatif dalam mengenalkan & mengangkat gambaran lele menjadi kuliner. Rangga juga sudah menaikkan tingkat konsumsi ikan. Selain itu, dia juga menerima Indonesian Small and Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) pada tahun 2010. Kini, dengan omset mencapai 1,8 miliar per bulan dari semua cabang rumah makannya, Rangga permanen berusaha buat memuaskan pelanggannya menggunakan penemuan dan pelayanan yg baik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...