Wajib Tahu Kisah Perjalanan Bisnis Sukanto Tanoto
Bangsa Indonesia tidak pernah kekurangan jumlah pengusaha yang sukses dalam berbisnis. Bahkan pada antaranya ada yang berasal menurut keluarga yang termarjinalkan oleh rezim. Adalah Sukanto Tanoto sang pengusaha sukses tersebut dimana ayahnya merupakan warganegara Tiongkok sehingga sulit bagi dirinya waktu itu buat mengurus banyak hal menurut urusan sekolah, bisnis & lain sebagainya. Tapi itu nir membuatnya patah arang. Kemiskinan & Diskriminasi tidaklah menghalangi seseorang buat mencapai puncak kesuksesannya. Setidaknya hal inilah yg dialami oleh salah satu menurut sepuluh orang terkaya di Indonesia, Sukanto Tanoto atau Tan Kang Hoo.
Sukanto Tanoto lahir dalam 25 December 1949 di Belawan, Medan. Sukanto Tanono adalah pengusaha otodidak & nir menyelesaikan pendidikan formal pada bangku sekolah. Beliau belajar bahasa Inggris kosakata demi kosakata memakai kamus bahasa Tiongkok-Inggris sampai akhirnya bisa mengikuti sekolah usaha di Jakarta dalam pertengahan tahun 1970. Beliau kemudian melanjutkan belajar pada INSEAD pada Fontainebleau, Perancis. Pada tahun 1997, Sukanto Tanoto menentukan menetap pada Singapura bersama keluarganya, dan mendirikan kantor pusatnya pada sana. Sukanto Tanoto permanen adalah masyarakat negara & memegang paspor Indonesia.
Images Credit |
Sukanto Tanoto pada ketika remaja mendapat didikan yang keras berdasarkan orangtuanya. Ia paling seringkali mendapat pukulan rotan menurut ibunya yg populer sangat keras dalam mendidik anak-anaknya. Mungkin salah satu penyebabnya merupakan lantaran ia anak tertua & harus sanggup menjadi pemimpin bagi saudaranya yg lain sehingga bila ada kesalahan sedikit saja langsung rotan yg menghampiri. Alasan ke 2 adalah lantaran sifat keras kepala Sukanto yg kadang sulit diatur, mungkin sifat ini diwarisinya dari oleh bunda. Tetapi justru sifat inilah yg berakibat kapital bagi Sukanto meraih sukses hingga sekarang ini.
Jalan Hidup yg Unik
Masa mini Sukanto dihabiskan pada wilayah kelahirannya, Sumatra Utara. Sekolah Dasar ia masuk di sekolah di Belawan, baru SMP beliau bersekolah relatif jauh menurut rumahnya yaitu pada Medan. Sukanto mempunyai hobi membaca semenjak mini . Ia sering membawa-bawa buku kemana saja ia pulang. Di sela ? Sela membantu sang ayah, saat sedang santai ataupun menunggu sesuatu. Banyak buku dilahapnya terutama tentang revolusi Amerika & perang dunia. Dari membaca, wawasannya tentang hidup & global sebagai semakin luas. Kebiasaan membaca ini dibawanya hingga waktu ini, saat dia sudah sesukses sekarang.
Sejak kecil sebenarnya asa Sukanto merupakan sebagai Dokter. Hingga dewasa dia masih menyematkan panggilan dokter didepan namanya. Dokter Sukanto. Begitu ceritanya sewaktu kecil. Tetapi waktu usianya beranjak 18 tahun, sang ayah yang bernama Amin Tanoto yang telah terkena stroke mangkat dunia sehingga Sukanto yang sebagai anak sulung mau tidak mau menggantikan ayahnya meneruskan bisnis berjualan minyak & onderdil kendaraan beroda empat.
Dengan insiden tadi pupus telah harapan Sukanto buat sebagai dokter. Iapun wajib rela mendapat suratan takdir. Dari situlah Sukanto belajar apa itu hayati, belajar apa itu bisnis, termasuk belajar cara survive pada hayati walau sesulit apapun keadaannya. Menurut Sukanto, ?Jika saya jadi bersekolah kedokteran maka saya akan menjadi dokter, tetapi hayati tidak selalu seprti apa yang direncanakan.?
Memulai Bisnis
Sukanto sadar secara penuh bahwa apabila ia ingin maju, maka dirinya wajib mau berhijrah ke kota. Maka Sukanto pun bertekad pindah berdasarkan Belawan ke Medan yg lebih ramai penduduknya & lebih menjanjikan buat suksesnya sebuah usaha.
Di Medan, ia berjualan onderdil mobil yang kemudian merubah usahanya menjadi General Contractor & Supplier. Suatu hari, Sukanto didatangi oleh seseorang yang bernama Syam yang memintanya untuk ikut bekerja sama untuk pekerjaan kontraktor. Sukanto yang kala itu masih berumur 20 tahunan ya mau-mau saja ditawari hal seperti itu. Pekerjaannya adalah membangun rumah, memasang AC, pipa, traktor, dan membuat lapangan golf di Prapat, Pangkalan Brandan, Sumatra Utara. “Itu adalah technical school saya,” jawabnya. Belakangan Sukanto tahu bahwa seseorang yang bernama Syam yang menemuinya tempo hari adalah seorang pejabat Pertamina. “Waktu itu saya tidak tahu kalau dia pejabat,” kenang Sukanto. Dalm mengerjakan proyek tersebut, Sukanto sampai harus rela berplesiran hingga ke Sumbawa dan Lampung guna mencari bahan bangunan.
Sukanto adalah tipikal orang yang berkarakter keras dan taktis. Ia sangat pandai membaca peluang. Suatu waktu impor kayu lapis menghilang dari pasaran. Tentu saja hal ini membuat pebisnis perumahan yang sangat membutuhkan kayu tersebut menjadi susah. Sukanto pun melihatnya sebagai peluang. Ia berfikir, mengapa Indonesia mengimpor kayu lapis padahal Indonesia kan penghasil kayu terbesar se dunia. Sukanto lalu membuat perusahaan kayu di Medan yang bernama CV Karya Pelita pada tahun 1972.
Di saat orang belum melirik bisnis ini, Sukanto telah masuk kedalamnya dan itu membuat dirinya menjadi pioner dan tentu saja menjadi pemain utama di bisnis ini. “Saya itu pioner,” katanya. Kayu lapis yang diberi merk Polyplex itupun laku keras di pasaran bahkan di ekspor ke berbagai negara seperti Inggris dan Timur Tengah. Dalam satu tahun, badan hukum bisnisnya yang semula bernama CV Karya Pelita berubah menjadi PT Raja Garuda Mas dengan dirinya sebagai direktur utama.
Sukanto memiliki jurus cerdas dalam memenangkann kompetisi bisnis, yaitu dengan cara masuk dan menguasai sebelum orang lain melirik. Kalau perlu melakukan edukasi pasar. Selain ia terapkan di bisnis kayu lapis, ia juga menerapkan prinsip ini di bisnis kelapa sawit. Ketika itu belum ada yang menjalankan bisis ini kecuali orang asing yang jumlahnya segelitir saja. Sukanto pun lalu masuk dan menguasainya. Sukanto membuka perkebunan kelapa sawit besar-besaran di Sumatra.
Menjadi Dermawan
Sukanto Tanoto adalah sosok yang tidak sombong dan dermawan. Sukanto Tanoto dan keluarganya pada tahun 1981 mendirikan Tanoto Foundation untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan pencapaian manusia. Bekerja di sektor pendidikan, pelayanan kesehatan dan penanggulangan bencana bencana alam, Tanoto Foundation menyediakan beasiswa kepada murid dan honorarium kepada para guru, dan turut mendirikan sekolah serta mendistribusikan perlengkapan dan buku sekolah. Tanoto Foundation juga menyediakan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan bantuan tanggap-cepat (rapid-response) untuk penanggulangan gempa bumi dan bencana alam lainnya.
Sukanto Tanoto juga merupakan anggota dari sejumlah organisasi internasional, seperti INSEAD International Council, the Wharton Board of Overseers, the Wharton Executive Board for Asia dan berbagai organisasi lainnya yang bergerak di bidang pendidikan, komunitas dan industri. Beliau juga mendapatkan Wharton School Dean’s Medal Award, dengan kiprahnya sebagai individu yang berkontribusi dalam membesarkan ekonomi global dan peningkatan taraf hidup masyarakat di dunia. Sebelumnya, penerima penghargaan bergengsi ini termasuk para kepala negara, pemenang Nobel Prize, pendiri dan CEO dari berbagai perusahaan terkemuka. Hingga saat ini, Sukanto Tanoto menjadi pribadi yang tak pelit membagi-bagikan ilmunya kepada masyarakat untuk memberi edukasi tentang spirit kewirausahaan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukanto_Tanoto
http://www.sukantotanoto.net/id/sukantotanoto
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/12/biografi-sukanto-tanoto-salah-satu-dari.html
http://www.fujixerox.com/eng/company/ecology/topics/2011/0901_april.html</ref>
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...