Wajib Tahu Kisah Perjalanan Bisnis Fahmi Idris

Fahmi Idris lahir di Jakarta Pusat dalam lepas 20 September 1943. Ia akbar pada Kenari, Jakarta Pusat dengan lingkungan norma Minangkabau dan suasana religius yg bertenaga. Sejak mini beliau belajar seluk-beluk dan kedisiplinan dalam dunia dagang menurut ayahnya yang bernama Haji Idris Marah Bagindo. Fahmi dulu adalah anak kecil yg nakal & bengal karena suka berkelahi menggunakan teman-teman sepermainannya. Saat anak-anak, impian merupakan menjadi seseorang tentara lantaran sangat mengagumi Jenderal De Gaulle yang gagah dan bersikap ksatria. Meskipun impian masa kecilnya tidak tercapai, dalam tahun 1966 dia menandakan sikap ksatrianya pada banyak sekali kegiatan penentangan Orde Lama.

Image Credit

Fahmi berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saat berkuliah ia pernah menjabat sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI dan Ketua Laskar Arief Rachman Hakim. Masa-masa kuliahnya tersendat-sendat karena ia sibuk merintis berbagai bisnis wirausaha. Setelah berhenti kuliah selama beberapa saat, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan studi dan menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Extension dan Financial Management for Non-Financial Manager Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1969. Fahmi menikah dengan Kartini Hasan Basri, seorang psikolog di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang merupakan putri  ulama dari Banjar, Hasan Basri. Ia mempunya dua anak perempuan bernama Fahira Fahmi Idris dan Fahrina Fahmi Idris. Kedua anaknya juga menjadi pengusaha yang sukses. Fahira menjabat sebagai Ketua Himpunan Saudagar Muda Minangkabau dan Fahrina sebagai Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.

Pada tahun 1967, Fahmi memulai kariernya dalam bidang bisnis. Ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama dalam tahun 1969 menjadi perusahaan pertamanya beserta rekan-rekan eksponen 66. Ia menjabat sebagai direktur primer Kongsi Delapan (Kodel Group) beserta Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, & Pontjo Sutowo dalam tahun 1979. Kodel Group adalah perusahaan konglomerasi yang sukses dalam tahun 1980-an. Bisnis-bisnis yang dikelola Kodel Group merupakan agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, industri, investasi & perhotelan. Hotel The Regent yg sekarang bernama Four Seasons Jakarta dibangun sang Kodel Group di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan dalam tahun 1988. Bisnis Hotel The Regent berkembang sampai di Beverly Hills, California. Di Amerika Serikat, ia membentuk Regent Beverly Whilshire.

Fahmi jua pernah memegang aneka macam posisi jabatan pada dunia usaha, galat satunya sebagai direktur pada PT Krama Yudha. Perusahaan tadi mempunyai usaha kerjasama industri mobil dengan negara Jepang & divisi kawat las dengan Philips berdasarkan Negeri Belanda. Perusahaan-perusahaan lainnya merupakan PT Parama Bina Tani, PT Delta Santana, PT Wahana Muda Indonesia, PT Dharma Muda Pratama, PT Ujung Lima, dan CV Pasti. Bidang-bidang usaha pada bisnisnya antara lain adalah agrokimia, perlengkapan industri minyak dan gas bumi, konstruksi & rekayasa buat pabrik metanol di Bunyu, pergudangan & muatan, dan transportasi. Pada lepas 1 Oktober 2009, dia melaporkan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi bahwa jumlah kekayaannya mencapai Rp 65,72 miliar. Jenis-jenis harta yg dilaporkan sang Fahmi antara lain adalah harta tetap seperti tempat tinggal & tanah, harta berupa surat-surat berharga misalnya saham & deposito, dan banyak sekali tabungan & investasi yang dia miliki selama ini. Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), khusus untuk aset-aset permanen yang dikenakan pajak otomatis nilainya berubah dari laporan sebelumnya karena mengikuti Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

Fahmi memulai kariernya pada bidang politik pada Partai Golkar dalam tanggal 3 Maret 1984 bersama sejumlah eksponen 66. Ia disahkan menjadi anggota Golkar oleh Sudharmono yang adalah ketua Golkar ketika itu. Golkar dipilih lantaran menurut Fahmi partai ini mengusung jiwa kemanusiaan yg tinggi & mempunyai pemikiran-pemikiran yang cocok dengannya. Ia berhasil terpilih menjadi Ketua DPP Golkar di Jakarta pada tahun 1998-2004. Setelah berhasil mengetuai DPP Golkar, dia lalu menjabat menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Akibat tidak menyetujui hasil Rapat Pimpinan Partai Golkar buat mencalonkan Megawati & Hasyim Muzadi sebaga presiden & wakil presiden, dalam tahun 2004 dia dimuntahkan dari keanggotaan Golkar. Ia bahkan membentuk Forum Pembaharuan Partai Golkar & menentang Koalisi Kebangsaan yg mendukung Megawati & Hasyim Muzadi.

Saat itu Fahmi mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono & Jusuf Kalla pada pemilihan presiden putaran kedua. Lantaran pasangan tersebut memenangkan pemilu, ia diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan kemudian menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Jusuf Kalla yg kemudian menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar bahkan mengembalikan keanggotaannya pada partai. Setelah itu ia memegang posisi sebagai Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar. Ia pernah juga ditunjuk menjadi anggota DPR-GR buat mewakili kalangan mahasiswa dan menjabat menjadi ketua Fraksi Golkar di Majelis Permusyawaratan Rakyat-RI. Fahmi pernah menyatakan rasa nir setujunya pada gaya kepemimpinan Aburizal Bakrie dalam tahun 2014. Ia menduga bahwa Aburizal Bakrie memperlakukan Partai Golkar seperti menjalankan usaha pada sebuah perusahaan. Menurutnya, Aburizal Bakrie nir memberi kesempatan baru dengan mengakomodasi kader belia buat maju di pada partai. Ia jua menyatakan bahwa Aburizal Bakrie bahkan malah memasukkan orang-orang yg tidak dikenal ke dalam partai Golkar meskipun calon-calon tadi nir mengikuti jenjang kaderisasi yang telah ditetapkan dan disetujui partai sebelumnya

Hingga waktu ini, tempat kerja utama Fahmi masih terletak di Wisma Kodel pada daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Ia masih aktif berbisnis & menjabat sebagai komisaris primer buat beberapa perusahaan di Grup Kodel. Kesibukannya pada dunia usaha telah poly berkurang, kini waktunya poly dihabiskan buat mengajarkan ilmu usaha pada generasi belia pada banyak sekali lembaga dan universitas melalui banyak sekali kuliah & seminar. Ia sekarang juga mengajar sebagai dosen di Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta, mengajar pada S-dua (Manajemen Pendidikan Dasar) dan S-3 (Hubungan Industrial dan Human Capital Management). Di universitas tersebut beliau mendirikan Pusat Pengkajian SDM (PPSDM) beserta dosen-dosen lain seperti Wakil Menteri BUMN, Mahmudin Yasin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...