Wajib Tahu Kisah Sukses Perjalanan Bisnis Jusuf Kalla
Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti kenal dengan bapak yang satu ini. Beliau adalah mantan presiden Indonesia yang ke-10 yang menjabat pada tanggal 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2009 bersama dengan Susilo bambang Yudhoyono sebagai presidennya. Pada saat yang sama, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum dari Partai Golkar. Beliau juga sempat mencalonkan diri sebagai presiden bersama dengan Wiranto pada Pilpres tahun 2009 yang diusung oleh Golkar dan Hanura. Kini, beliau terpilih menjadi wakil presiden Indonesia periode 2014 hingga 2019 berdasarkan hasil Quick Count yang dilakukan oleh beberapa lembaga.
Image Credit |
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942. Anak ke 2 berdasarkan tujuh belas bersaudara ini merupakan anak dari pasangan Hajja Kalla & Athirah. Pengalaman organisasi kepemudaan & kemahasiswaan laki-laki yang akrab dipanggil dengan Daeng Ucu pada Makassar ini bermula menurut anggota berdasarkan Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan dalam tahun 1960 ? 1964, Ketua HMI Cabang Makassar dalam tahun 1965 ? 1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam tahun 1965 ? 1966, & Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam tahun 1967 ? 1969. KAMI adalah organisasi mahasiswa yang mendukung Jenderal Soeharto buat menerima kekuasaan dari Presiden Soekarno. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Dan sampai sekarang ia masih menjabat menjadi Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin setelah terpilih balik pada tahun 2006.
Memiliki talenta berbisnis berdasarkan ayahnya yg merupakan pengusaha keturunan Bugis yang mempunyai bendera bisnis Kalla Group, pria yang akrab dipanggil JK ini menjadi seseorang CEO menurut NV Hadji Kalla dalam tahun 1968. Sebagai CEO, ia berhasil berbagi bisnisnya berdasarkan yang berawal menurut bisnis ekspor-impor menjadi usaha yang meluas ke bidang-bidang perhotelan, kontruksi, penjualan tunggangan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. Bisnis yg awalnya hanya mempunyai satu orang pegawai ini akhirnya berhasil menjadi galat satu perusahaan terkemuka pada Indonesia, khususnya di Indonesia Timur.
Ia masuk global politik dimulai berdasarkan posisinya sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia ke-27 pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau yang dikenal sebagai Gus Dur, Presiden Republik Indonesia keempat yang dipilih sebagai presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1999.
Baru menjabat selama enam bulan, ia dituduh melakukan korupsi, meskipun tuduhan itu tidak pernah disertai dengan bukti. Pada bulan Juli 2001, Abdurrahman Wahid diberhentikan dan kemudian digantikan oleh wakilnya, Megawati Soekarnoputri, yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kelima. Pada masa pemerintahan Megawati, JK diangkat kembali sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. JK juga membantu penyelesaian konflik antaragama di Poso, Sulawesi, yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Ia memfasilitasi kegiatan negosiasi yang menghasilkan penandatanganan perjanjian Malino II Accord pada 20 Desember 2001. Beberapa bulan kemudian, bersama dengan menteri Koordinator Politik dan Masyarakat Susilo bambang Yudhoyono, ia berhasil mengakhiri konflik serupa di Ambon dan Maluku melalui Deklarasi Malino kedua. Kemudian, ia mengumumkan pengunduran dirinya dan maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi calon presidennya.
Pada Pemilu tahun 2004, JK bersama Susilo Bambang Yudhoyono berhasil meraih pendapatan bunyi tertinggi & terpilihlah Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden Republik Indonesia keenam menggunakan Jusuf Kalla menjadi wakilnya. Kemenangan mereka menjadi presiden dan wakil presiden adalah momen pertama kali saat warga menentukan pribadi siapa yang akan memimpin negara Indonesia.
Selagi menjabat sebagai wapres Indonesia ke-10, JK mengganttikan Akbar menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak bulan Desember 2004 sampai Oktober 2009. Ia pula melantik sebesar 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan kekaryaan Partai Golkar di kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat pada lepas 10 Januari 2007. Sebanyak 185 pengurus tersebut mayoritasnya terdiri dari cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pendiunan jenderal, & pengamatan politik yg bergelar master, doktor, dan profesor. Posisi ini sebagai sebuah persoalan tersendiri bagi Susilo Bambang Yudhoyono lantaran dengan jabatan yg dipegang JK, posisi JK sebagai lebih bertenaga dibandingkan dirinya.
Sejak saat itu, beberapa kali terlihat adanya persaingan pada antara SBY & JK. Persaingannya terlihat pertama kali saat terjadi Tsunami yang melanda Aceh. Atas inisiatifnya sendiri, JK mengumpulkan para menteri dan menandatangani surat keputusan wakil presiden yg ditujukan buat rehabilitasi Aceh. Legalitas surat keputusan itu sempat dipertanyakan, meskipun SBY telah menyatakan bahwa surat tersebut merupakan salah satu perintah menurut SBY.
Bentuk persaingan yg ke 2 terlihat dalam bulan September 2005 saat SBY pulang ke New York untuk
menghadiri program United Nattions Summit yg diadakan tiap tahun. Meskipun sedang berada pada New York & menaruh tanggung jawabnya kepada JK, dia permanen memantau keadaan di Indonesia, bahkan permanen mendapat laporan dari menteri melalui video confrence. Hal ini mengakibatkan poly kritik yg mengungkapkan bahwa SBY nir mempercayai JK sepenuhnya.
Setelah selesai masa jabatannya menjadi wakil presiden, beliau memutuskan untuk tidak berkoalisi lagi menggunakan
Partai Demokrat. Dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Golkar, ia ditetapkan sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2009 beserta menggunakan Wiranto, Ketua Umum Partai Hanura, menjadi calon wakil presidennya. Tetapi ternyata dia & Wiranto dinyatakan kalah dalam Quick Count & output tabulasi Komisi Pemilihan Umum.
Suami berdasarkan Hj. Mufidah Jusuf yang dikaruniai seseorang anak pria, empat anak wanita, dan sembilan orang cucu ini sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (periode 2009 ? 2014) melalui Munas Palang Merah Indonesia ke XIX. Ia juga menjabat menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan masjid Indonesia buat periode 2012 ? 2017 pada Muktamar VI DMI pada Jakarta.
Apabila kita flashback sedikit, JK menempuh studinya di Fakultas Ekonomi pada Universitas Hasanuddin pada tahun 1967. Setelah lulus, ia melanjutkan studinya di The European Institute of Business Administration pada Perancis pada tahun 1977. Dan pada tanggal 10 September 2011 kemarin, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa menurut Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kini, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden bersama Jokowi sebagai calon Presiden. Meskipun Golkar mencalonkan Aburizal Bakrie sebagai kandidat presiden, JK mengatakan bahwa ia tidak tersinggung sama sekali karena iya yakin akan elektabilitasnya sendiri. Pada akhir tahun 2012, JK pernah mengatakan bahwa ia tidak keberatan jika tidak dapat mewakili Partai Golkar karena semua hal adalah mungkin dalam politik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...