Wajib Tahu Kisah Sukses Perjalanan Bisnis Ciputra

Kali ini, tidak hanya pebisnis handal yg akan dibahas, melainkan seseorang pendiri menurut sekolah & Universitas Ciputra yang berlokasi di Surabaya. Ir. Ciputra merupakan seorang insinyur & pengusaha di Indonesa yg populer sebagai pengusaha yang sukses di bidang properti. Beberapa perusahaannya merupakan Jaya Group, Metropolitan Group, & Ciputra Group. Ia jua dikeenal menjadi seorang filantropis yg berkecimpung di bidang pendidikan. Pada tahun 2011, ayah menurut empat orang anak ini dinobatkan menjadi orang terkaya pada Indonesia ke-27 versi majalah Forbes dengan total kekayaan mencapai 950 juta US Dollar.

Pria dengan nama lahir Tjie Tjin Hoan ini lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, dalam tanggal 24 Agustus 1931. Anak ketiga menurut pasangan Tjie Sim Poe dana Lie Eng Nio ini menghabiskan masa kecilnya pada Parigi, Sulawesi Tengah. Saat masih mini , ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh sebagai mata-mata Belanda atau Jepang dan ditangkap sang pasuka tidak dikenal. Sejak penangkapan itu, ayahnya nir pernah kembali lagi. Sejak waktu itu, dia wajib membantu ibunya buat mencari nafkah. Meskipun?Menurut Ciputra sendiri?Dia merupakan anak yang nakal ketika mini , ia masih membantu ibunya buat berjualan kue & mengurus sapi piaraan. Ia juga wajib berjalan kaki sejauh tujuh kilometer tanpa alas kaki demi sekolah. ?Lambaian tangan Ayah masih terbayang pada pelupuk mata dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga,? Ingatnya sedih.

Image Credit

Meskipun terlambat, Ciputra masuk ke Sekolah Dasar Bumbulan. Ia duduk di bangku kelas 3 SD ketika usianya sudah 12 tahun dan lulus dari SD pada usia 16 tahun.  Ketika menginjak masa remaja, ia bersekolah di SMP dan SMA Frater Don Bosco di Manado. Lulus SMA, dengan tekad dan cita-ccita untuk memiliki masa depan yang lebih baik dan bebas dari kemiskinan serta kemelaratan, ia hijrah ke Jawa dan diterima sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur. Pada tingkat empat, ia dan dua orang temannya, Ismail Sofyan dan Budi Brasali, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan bernama PT Daya Cipta yang berkantor di sebuah garasi.

Pada saat itu, biro arsitek ini telah memperoleh kontrak pekerjaan yang relatif. Contoh proyek yang Ciputra dan 2 orang temannya tangani adalah gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh. Pada tahun 1960, beliau meraih gelar insinyur & pindah ke Jakarta lantaran merasa Jakarta adalah loka yg cocok bila ingin mencari pekerjaan. Ketika itu, ia sudah menikah dengan wanita yang sebagai istrinya hingga sekarang, yaitu Dian Sumeler. Ciputra & Dian akhirnya pindah ke Kebayoran Baru pada Jakarta. ?Kami belum punya tempat tinggal . Kami berpindah menurut losmen ke losmen,? Jelas mak dari Rina Ciputra, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, & Candra Ciputra ini.

Dengan gelar insinyurnya, Ciputra bekerja pada PT Pembangunan Jaya milik Jaya Group menjadi direksi sampai usianya 65 tahun dan sesudah itu menjadi penasihat. Pada awal mula didirikannya, kantor perusahaan ini menumpang pada sebuah kamar kerja Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Meskipun kini Jaya Group setidaknya mempunyai 2 puluh anak perusahaan menggunakan 14.000 karyawan, Ciputra berkata, ?Kita nir boleh merasa berhasil terlalu cepat. Kalau sudah merasa berhasil, umumnya kreativitas akan mandek?.

Di perusahaan tempatnya bekerja ini, Ciputra diberi kebebasan buat berinovasi, termasuk pada antaranya dalam pembangunan proyek taman hiburan Taman Impian Jaya Ancol. Ciputra membangun ?Taman Impian Dunia? Yang di dalamnya termasuk ?Dunia Fantasi?, ?Dunia Dongeng?, ?Dunia Sejarah?, ?Dunia Petualangan?, & ?Dunia Harapan?.

Bersama menggunakan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali, & Ibrahim Rasyid, Ciputra mendirikan Metropolitan Group yg membangun perumahan mewah Pondok Indah & Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Ciputra menjabat menjadi presiden komisaris di perusahaan miliknya itu dan pada ketika bersamaan duduk menjadi direktur utama di Jaya Group. Akhirnya, Ciputra menetapkan buat mendirikan sebuah perusahaan famili yang diberi nama Ciputra Group.

Pada tahun 1997, terjadi krisis ekonomi yg menimpa 3 grup yang dipimpin sang Ciputra, yaitu Jaya Group, Metropolitan Group, & Ciputra Group. Walaupun sudah melakukan penghematan akbar-besaran, tampaknya usahanya tidak terlalu berpengaruh. Pada perusahaan keluarganya, misalnya, ia terpaksa harus mem-PHK tujuh ribu karyawannya sehingga hanya tersisa sekitar 35% karyawan saja. Karyawan yang bertahan pun gajinya dipotong sampai mencapai 40%. Seperti belum relatif tertimpa kasus, Bank Ciputra yg didirikannya ditutup oleh pemerintah lantaran dianggap tidak layak. Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yg baru dirintisnya ini jua ikut ditutup.

Namun, menggunakan adanya kebijakan moneter dari pemerintah & bonus bunga berdasarkan beberapa bank?Meskipun mini ?Dia mendapat kesempatan buat merestrukturisasi utang-utangnya. Ketiga grup yang dipimpin Ciputra pun dapat bangkit balik , bahkan sekarang Ciputra Group sudah sanggup melakukan perluasan usaha ke luar negeri. Ciputra mempunyai prinsip yg selalu beliau pegang dalam hidupnya. ?Jika kita bekerja keras dan berbuat yang benar, Tuhan pasti buka jalan,? Katanya mantap.

Ketika usianya menginjak 75 tahun, Ciputra ingin mengembangkan bidang pendidikan di Indonesia. Didirikanlah sekolah dan Universitas Ciputra yang menitikberatkan kewirausahaan. Melalui sekolah ini, Ciputra ingin menghasilkan lulusan-lulusan yang siap menjadi pengusaha. Saat ini, Ciputra dikenal sebagai sosok penyebar kewirausahaan di Indonesia. Ia selalu memberi tahu pentingnya kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju. Kiprahnya ini mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI). MURI memberikan dua rekor untuk Ciputra yang berupa rekor wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan rekor penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak. Melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Ciputra telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada kurang lebih 1.600 dosen. Ia juga dinobatkan sebagai “Entrepreneur of The Year” oleh Ernst & Young pada tahun 2007.

Bisa dikatakan Ciputra telah melalui semua zaman di Indonesia. Dari zaman penjajahan, orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Dengan pengalaman hidup dan tekad yang kuat, Ciputra berhasil membawa perusahaan daerah menjadi maju, perusahaan sesama koleganya menjadi maju, dan juga membawa perusahaan keluarganya sendiri menjadi maju. Ciputra memang bukan orang nomor satu di Indonesia, namun jelas dia dapat dikatakan sebagai yang terbaik pada bidangnya, yaitu real estate. Perusahaan Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Devlopment milik Ciputra yang berfokus pada bidang property ini telah menjadi perusahaan besar di Indonesia. Perusahaan ini kini sudah memiliki masing-masing empat puluh anak perusahaan. Asetnya pun bahkan sudah ada yang di luar negeri.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...