Wajib Tahu Kisah Perjalanan Bisnis Nyonya Meneer
Orang yang satu ini tentu sudah sangat tidak asing lagi. Anda pasti telah pernah melihat & mendengar namanya tertera di berbagai produk, toko, bahkan TV dan radio. Nyonya Meneer atau yg mempunyai nama Lauw Ping Nio ini adalah seorang wirausahawan dari Jawa Timur yang menekuni bidang industri jamu di indonesia. Nama ?Meneer? Ini sendiri beliau ambil berdasarkan nama beras menir, yaitu residu butir halus penumbukan padi. Menurut sejarah, ibunya dulu mengidam beras menir ini sampai terus memakannya sampai beliau lahir. Karena efek ejaan Belanda, nama ?Menir? Pun berubah menjadi ?Meneer?.
Image credit
Awal mula meracik jamu
Nyonya Meneer lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tahun 1985. Wanita keturunan Tionghoa ini menikah dengan seorang pria Surabaya bernama Ong Bian Wan. Di athun baru 1900-an, rakyat Indonesia sedang berada pada bawah pemerintahan kolonial Belanda sebagai akibatnya kehidupan masyarakat Indonesia sangatlah memprihatinkan. Suami Nyonya Meneer yang sebagai korban kekejaman kolonial Belanda pun jatuh sakit dan nir sembuh-sembuh pada saat yg cukup usang. Melihat hal ini, Nyonya Meneer nir tinggal diam. Ia mulai meracik jamu yg ternyata mujarab. Kondisi suaminya pun pulih seiring dengan berjalannya saat.
Kesembuhan suaminya itu menjadi motivasi tersendiri bagi Nyonya Meneer buat terus belajar dan mempraktikan ilmu & pengetahuannya tentang cara meracik jamu. Nyonya Meneer yang dikenal atas keramahannya ini tidak sungkan-sungkan buat meracikan jamu buat keluarga, tetangga, kerabat, dan masyarakat kurang lebih yg sakit. Orang-orang yg menerima jamu dari Nyonya Meneer pun mengaku puas menggunakan jamu buatannya.
Nyonya Meneer terus meramu aneka macam macam rempah-rempah & tumbuhan berkhasiat lainnya. Khasiat dari jamu racikannya itu menciptakan semakin lama , semakin banyak orang yang ingin mencicipi jamu Nyonya Meneer. Tidak tanggung-tanggung, mereka meminta Nyonya Meneer sendiri lah yg mengantarkan jamunya itu. Tetapi, berhubung Nyonya Meneer sendiri mulai sibuk dengan jamunya, dia memohon maaf lantaran tidak sanggup mengantarkan jamu. Nyonya Meneer pun akhirnya hanya menyelipkan fotonya pada bungkus jamu buatannya sebagai ganti ?Kehadirannya?.
Perkembangan jamu Nyonya Meneer
Pada tahun 1919, suami dan famili yang sangat mendukung Nyonya Meneer pada meracik jamu, akhirnya mendirikan sebuah usaha bernama ?Jamu Cap Potret Nyonya Meneer? Di Semarang. Dibantu oleh keempat anaknya, Nyonya Meneer pun terus mengembangkan usahanya. Pada tahun 1940, salah satu anak berdasarkan Nyonya Meneer yang bernama Nonnie memutuskan buat pindah ke Jakarta buat membuka gerai Nyonya Meneer pada Jalan Juanda, Pasar Baru, yg merupakan keliru satu sentra aktivitas ekonomi. Dimulai menurut Jakarta, jamu yg timbul dampak keterbatasan & keprihatinan ini pun semakin meluas ke semua penjuru tanah air.
Tahun 1967, Nyonya Meneer pun menjabat menjadi Direktur Utama berdasarkan perusahannya. Hans Ramana, galat satu anaknya, dipercayakan buat bertanggung jawab atas perusahaannya. Sedangkan ketiga anak lainnya, yaitu Lucy Saerang, Marie Kalalo, & Hans Pangemanan diangkat menjadi anggota dewan komisi perusahaan. Kala itu, model manajemen perusahaan yang masih menggunakan pengelolaan yg sederhana dan tradisional in masih mengikuti model yang diajarkan oleh pendiri yg berorientasi pada keuntungan besar .
Tahun 1970-an, Nyonya Meneer mulai mencicipi persaingan global usaha yg ketat. Para rival Nyonya Meneer mulai menjual aneka macam produk serupa menggunakan harga yg berbeda-beda. Dua perusahaan yang sangat diwaspadai Nyonya Meneer saat itu adalah PT Sido Muncul dan PT Air Mancur. Tidak mungkin kita menghancurkan bisnis lawan, jadi solusinya adalah menciptakan banyak sekali penemuan baru yang dapat menghasilkan barisan pelanggan setia. Nyonya Meneer mulai melakukan diversifikasi produk. Ia membentuk produk lain seperti minyak pijat, pengharum badan, scrubb buat mandi, bedak paras, param, hingga buste cream.
Perusahaan yang memang lebih berfokus dalam produk perempuan ini mempunyai 254 merek mencakup 120 macam produk berbentuk pil, kapsul, serbuk, dan cairan yang terbai ke dalam tiga jenis, yaitu perawatan tubuh, kecantikan, dan penyembuhan. Seluruh produknya telah dijual ke daerah-wilayah di Indonesia. Melalui Nyonya Meneer dan Hans Ramana, perusahaan yg lalu dikenal menjadi PT Nyonya Meneer ini berkembang dengan sangat pesat.
Image credit
Setelah Nyonya Meneer tiada
Pada tahun 1976, anak Nyonya Meneer yang bernama Hans mangkat global. Dua tahun kemudian, Nyonya Meneer menyusul anaknya. Setelah Nyonya Meneer & anaknya meninggal, bepergian perusahaan pun mulai goyah. Terjadi perseteruan diantara kelima cucu pewaris tahta Nyonya Meneer yang yg melibatkan ratusan bahkan ribuan pekerjanya dalam tahun 1985. Masih berlanjut, dalam tahun 1989 sampai 1994 terjadi perseteruan ke 2 yang berakhir dengan pelepasan saham anggota keluarga pada tahun 1995. Kini, perusahaan Nyonya Meneer sepenuhnya dipegang sang salah satu cucu Nyonya Meneer yg bernama Charles Saerang. Empat cucu Nyonya Meneer lainnya pun tetapkan buat berpisah selesainya mendapat bagian masing-masing.
Konflik internal yang terjadi di perusahaan milik Nyonya Meneer ini kemudian dibukukan sebagai studi kasus. Versi bahasa Inggrisnya dipublikasikan oleh Equinox dan digunakan sebagai studi kasus ilmu pemasaran dan manajemen di sejumlah universitas di Amerika dan 11 negara lainnya. Penerbitan buku berjudul “Bisnis Keluarga: Studi Kasus Nyonya Meneer, Sebagai Salah Satu Perusahaan Obat Tradisional di Indonesia yang Tersukses” atau “Family Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of Indonesia’s Most Succesful Traditional Medicine Companies” ini menceritakan seluruh sepak terjang Nyonya Meneer. Berawal dari jamu untuk suaminya dan hingga sekarang produknya sudah merambah ke berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1984, didirikan Museum Jamu Nyona Meneer pada Semarang. Museum jamu pertama di Indonesia ini didirikan dengan tujuan sebagai cagar budaya & sentra keterangan, pendidikan, kenaikan pangkat , dan media pelestarian warisan budaya tradisional. Ketika Anda mengunjungi museum yg berdiri di tanah seluas 150 meter persegi ini, Anda dapat melihat berbagai koleksi benda budaya tentang jamu, koleksi eksklusif Nyonya Meneer, sejarah pembuatan jamu, indera-indera tradisional, & bothekan (loka menyimpan resep asli ramuan jamu). Selain perdeo, pengunjung dapat menyaksikan pemutaran slide tentang cara membuat jamu yang sahih & bisa mencoba Jamu asli Nyonya Meneer.
Pada tahun 2006, PT Nyonya Meneer sudah memperluas daerah pemasarannya sampai ke Taiwan sebagai bagian perluasan perusahaan ke pasar luar negeri sesudah sebelumnya berhasil berekspansi ke Malaysia, Brunei, Australia, Belanda, & Amerika. Kini, perusahaan yang telah dipercaya sebagai ikon industri jamu dan kosmetik tradisional terbesar & tertua di Indonesia ini mulai memodernisasi pemasaran mereka. Anda bahkan bisa menemukan Meneer Cafe pada aneka macam pusat perbelanjaan, termasuk pada Jalan Hasanuddin, Solo.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...