Wajib Tahu 5 Kesalah Pahaman Terhadap Produk Waralaba Lokal
Pada awal mula perkembangan waralaba di Indonesia, pasar waralaba memang dikuasai oleh asing. Usaha yang paling pesat perkembangannya merupakan rumah makan cepat saji. Perkembangan usaha yg pesat ini ditentukan oleh tingginya populasi yang ditunjang dengan kemampuan daya beli masyarakat yang cukup baik. Hingga ketika ini, perusahaan waralaba menurut luar masih bersaing ketat pada pasaran dengan waralaba lokal.
Kecenderungan rakyat Indonesia buat membuka usaha waralaba memang tinggi. Terutama menggunakan majemuk keuntungan yg dijanjikan waralaba asing. Tetapi ternyata banyak pengusaha lokal yg berpikir kebalikannya, yaitu mendirikan usaha menurut nol kemudian menunjukkan waralaba bila sudah berkembang pesat.
Saat ini, bisnis waralaba lokal telah mulai bersaing menggunakan waralaba asing. Kualitas produk bisnis waralaba lokal telah menyamai kualitas waralaba berdasarkan luar. Begitu jua dengan fasilitas, pelayanan, hingga masalah harga. Tak heran terdapat beberapa waralaba lokal yg kerap disangka sebagai usaha waralaba menurut luar.
Ada beberapa faktor yang menyebababkan beberapa bisnis lokal kerap dipercaya menjadi usaha dari luar diantaranya karena namanya berbahasa asing. Pemilihan nama asing mengakibatkan beberapa orang menyangka itu merupakan produk luar. Sekalipun sesungguhnya bisnis itu dirintis sang pengusaha lokal & dikembangkan didalam negeri.
Faktor lain yg menyebabkan sebuah merek dianggap produk luar adalah lantaran produk yg ditawarkan berkualitas tinggi. Kemudian disajikan di sebuah gerai yang tertentu dengan harga produk yg minim. Berikut beberapa produk lokal yg kerap disangka menjadi produk luar:
1. J.CO Donuts & Coffee
Banyak yang masih mengira bahwa J.CO adalah produk yang dikembangkan dari luar. J.CO adalah usaha waralaba donat, yoghurt beku dan kopi yang didirikan serta dimiliki oleh Johnny Andrean. J.CO kerap dianggap milik luar karena namanya berbahasa asing serta konsepnyaa yang open kitchen. Pada awal kemunculannya, J.CO memang tempat pertama di Indonesia dengan konsep open kitchen.
J.CO kerap menamai donat produksi mereka dengan nama-nama yang asing seperti Alcapone, Why Nut, Da Vin Cheez dan lain-lain. Sehingga sering disangka sebagai perusahaan waralaba luar. Saat ini J.CO memiliki cabang bukan hanya didalam negeri tetapi juga di beberapa negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, Filiphina dan China.
2. CFC
Sekalipun namanya California Fried Chicken, usaha ini bukan milik orang Amerika. Usaha waralaba ini dirintis oleh orang Indonesia. Banyak yang terkecoh dan mengira CFC adalah usaha waralaba dari luar karena namanya yang berbahasa asing.
Sekalipun di Indonesia banyak olahan ayam, tetapi CFC adalah salah satu produk lokal yang mampu menyaingi kualitas produk asing. CFC juga menyajikan produknya di tempat-tempat dengan ala rumah makan cepat saji yang berasal dari waralaba milik perusahaan luar. Selain ayam, ada makanan lain yang ditawarkan seperti spageti, mie goreng juga nasi goreng.
3. Hokben
HokBen yang dahulu bernama Hoka Hoka Bento adalah rumah makan cepat saji yang menyajikan makanan khas Jepang yang sehat, variatif dan menawarkan harga terjangkau. HokBen didirikan tahun 1985 oleh Hendra Arifin di Jakarta. Saat itu konsep tempat makan bergaya Jepang belum ada. Sehingga usaha ini memiliki keuntungan yang tinggi.
Selain karena dilihat dari namanya yang berasal dari bahasa Jepang yang artinya “makanan hangat di dalam boks”. Tempat makan HokBen juga nyaman seperti halnya rumah makan cepat saji milik perusahaan waralaba luar. Sehingga banyak yang menyangka ini adalah usaha dari luar.
Pada tahun 2007 HokBen memiliki Call Center 500505, pada 2008 mulai melayani pesan antar, hingga 2010 di beberapa tempat tersedi fasilitas drive thru. Sudah mirip rumah makan cepat saji miliki pengusaha luar kan? Tetapi sebenarnya HokBen dirintis dan dikembangkan oleh pengusaha lokal.
3. Excelso
Apakah Anda salah satu pengunjung setia cafe Excelso? Tahukan Anda bahwa beberapa orang menganggap Excelso ini milik waralaba asing. Padahal sebenarnya masih bagian dari Kapal Api Group, produsen kopi terbesar di Indonesia. Excelso dirintis pada tahun 1991, dan saat ini cabang Excelso sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Keunikan dari gerai Excelso adalah tersedianya tiga model gerai yaitu de ‘Excelso dengan konsep kafe resto yang lebih mewah, menyediakan makanan dan minuman yang lebih variatif serta pelayanan yang spesial. Kemudian, Kafe Excelso adalah gerai yang dibuat dengan konsep kafe. Terakhir, Excelso Express adalah gerai yang lebih kecil cocok untuk pelanggan yang ingin membeli kopi lalu dibawa pulang.
4. Kebab Turki Baba Rafi
Kebab memang bukan makanan khas Indonesia. Tetapi Hendy Setiono mampu membaca peluang pasar dari makanan ini. Sekalipun berlabel Turki, usaha waralaba ini dirintis pada tahun 2005 di Surabaya. Saat ini gerai Kebab Turki Baba Rafi telah lebih dari 1000 gerai, dan menjadi jaringan waralaba kebab terbesar di dunia.
Lima usaha waralaba di atas hanya sebagian kecil dari usaha waralaba lokal yang kerap dianggap sebagai usaha dari luar. Anggapan tersebut bisa jadi karena penamaan atau justru kualitasnya yang bagus sehingga dianggap dari luar. Selain itu biasanya sebuah usaha waralaba lokal dianggap milik pengusaha waralaba luar karena menyajikan makanan yang bukan khas Indonesia.
Penyebab lain yang membuat sebuah usaha waralaba lokal dianggap dari luar karena sudah terkenal hingga ke luar negeri. Sehingga banyak orang yang menemukan gerainya di negara luar lalu menganggap yang ada di dalam negeri adalah cabang dari luar. Padahal justru sebaliknya.
Hal ini membuktikan bahwa pengusaha lokal juga tak kalah dengan pengusaha luar dalam hal hal pemasaran, penyajian, kualitas ataupun pelayanan. Menjamurnya pemilik waralaba lokal Ini adalah kabar yang menggembirakan bagi perekonomian dalam negeri. Karena dengan munculnya banyak pengusaha lokal berarti perekonomian dalam negeri telah berkembang menuju arah yang lebih baik.
Demikian artikel tentang bisnis waralaba. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca dan pecinta bisnis. Sekian dan terimakasih.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...