Wajib Tahu 6 Faktor yang Membuat Perusahaan Bangkrut
Tidak sedikit perusahaan yg yg baru berjalan beberapa tahun datang-tiba rol tikar karena mengalami kebangkrutan. Tidak jarang juga terdapat perusahaan besar yang indikasi diduga mengalami kebangkrutan. Tentu saja Anda sebagai pengusaha nir ingin mengalami hal yg sama. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa faktor yg membuat perusahaan bangkrut yang wajib Anda perhatikan. Faktor-faktornya antara lain :
1. Tidak bisa menangkap kebutuhan konsumen
Tidak sanggup menangkap kebutuhan konsumen mungkin merupakan salah satu faktor yg jika diabaikan bisa menjadikan fatal. Seperti yg kita memahami, poly yang beropini bahwa konsumen adalah raja. Perumpamaan ini tentu saja nir dibuat tanpa alasan. Sebagai sebuah perusahaan, tujuan yg wajib dicapai selain tentunya mendapatkan laba merupakan melayani para konsumen. Kita harus memanjakan konsumen dengan cara mengetahui kebutuhannya, melayani konsumen sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi, kritik, dan sarannya, dan terus berbagi & mencari cara buat membuat konsumen sebagai setia menggunakan produk kita. Jika melewatkan satu langkah saja, konsumen mampu jadi berhenti memakai produk menurut Anda. Sekali saja melakukan kesalahan misalnya nir dapat menangkap kebutuhan konsumen, hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan kompetitor Anda karena kemungkinan besar konsumen akan pulang dan beralih ke perusahaan lain. Jadi, daripada wajib melihat konsumen pulang ke lain pihak, lebih baik Anda melakukan usaha terbaik demi mempertahankan konsumen, terutama yang sudah sebagai pelanggan setia.
2. Terlalu fokus pada pengembangan produk
Fokus terhadap pengembangan produk adalah hal yang baik dan harus dipertahankan, namun apa jadinya jika Anda terlalu fokus terhadap hal tadi? Poin angka satu di atas (tidak bisa menangkap kebutuhan konsumen) adalah galat satu akibatnya. Anda jua akan kehilangan kepekaan terhadap apa yg terjadi di pada perusahaan, situasi di luar, & lain-lain. Ketika terlalu serius dalam satu hal, kemungkinan besar Anda akan mengenyampingkan hal-hal lainnya & hal ini akan membahayakan perusahaan. Ketika terlalu penekanan buat mengembangkan produk-produk, Anda sanggup saja melewatkan poly hal. Mungkin Anda nir akan memahami jika terdapat karyawan yang seringkali tidak masuk kerja tanpa alasan yang bertenaga & kentara atau nir mengerjakan tugasnya dengan baik. Bisa jadi Anda juga tidak memahami bila orang-orang tertentu pada perusahaan Anda melakukan korupsi atau aktivitas lain yg bisa merugikan perusahaan. Dalam keadaan misalnya ini, Anda akan seperti kehilangan kontrol terhadap perusahaan. Selain timbulnya perkara-kasus yg bersumber menurut dalam perusahaan, bisa saja ada kasus lain berdasarkan luar misalnya harga dolar yg naik & tidak memperhatikan atau hilangnya konsumen-konsumen Anda yg ternyata beralih ke perusahaan lain.
3. Ketakutan yg berlebihan
Ketakutan akan bangkrut, ketakutan akan rugi, ketakutan akan tidak dapatnya melayani konsumen, ketakutan akan ketidakmampuan mengatasi masalah yang terjadi, semuanya itu wajar asal masih dalam porsinya masing-masing. Rasa takut akan membuat Anda menjadi lebih siaga dan bersikap prefentif. Namun, apabila ketakutan itu sudah melebihi batas normal, Anda harus mulai waspada karena ketakutan akan membawa kehancuran itu sendiri. Ketika takut secara berlebihan, Anda juga akan menjadi ragu untuk mengambil resiko dan akibatnya Anda akan membuang semua kesempatan yang pada awalnya terlihat di depan mata. Anda akan menjadi pesimis dan hanya melihat sisi negatif dari hal-hal yang ada. Anda akan lebih sering mempertimbangkan resiko daripada melihat seberapa besar peluang yang ada. Hal ini tentu berbahaya karena kebanyakan kesempatan tidak datang dua kali. Anda juga dapat menjadi orang yang dipertanyakan kredibilitasnya apabila terus terjebak di dalam ketakutan yang berlebihan. Bahkan, Anda bisa saja tanpa sadar membuat peraturan-peraturan aneh untuk pegawai-pegawai yang sebenarnya tidak perlu. Hal seperti ini akan membuat pegawai tidak lagi segan dan hormat kepada Anda. Apabila Anda masih tidak bisa mengatasi rasa takut yang berlebihan itu, mungkin lebih baik berhenti menjadi pengusaha dan mencari orang lain yang dapat mengisi posisi Anda tersebut.
4. Berhenti melakukan penemuan
Apakah Anda pernah mendengar bagaimana Kodak, perusahaan yg sebagai pelopor kamera di Amerika Serikat, jatuh bangkrut? Perusahaan legendaris ini mengajukan proteksi pailit menjadi dampak nir mampunya mengikuti era digital. Kodak tidak lagi bisa menarik perhatian konsumennya karena kalah menggunakan perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan kamera digital. Ironis, bukan? Anda, menjadi seorang pengusaha, tentu tidak perlu mengalami hal yg sama. Inovasi merupakan hal yg harus dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa penemuan, produk-produk yang dijual usang kelamaan akan menjadi membosankan bagi rakyat yang sebagai sasaran pasar Anda. Perusahaan-perusahaan besar , mulai berdasarkan perusahaan mobil, minuman, makanan, hingga barang elektro secara rutin melakukan inovasi dan membentuk produk-produk baru. Produk baru akan selalu mengundang perhatian & minat menurut konsumen pada luar sana. Apabila perusahaan bergerak di bidang jasa, Anda tetap bisa melakukan penemuan seperti menambah pilihan-pilihan pelayanan yg dapat membuat konsumen merasa bahagia.
5. Kurang mengamati pergerakan kompetitor
Kurang mengamati konvoi berdasarkan kompetitor akan menyebabkan Anda kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Anda wajib permanen memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Jika kompetitor meluncurkan aneka macam taktik marketing yang ternyata sukses besar , Anda tidak boleh kalah. Anda harus segera menyusun taktik baru yg bisa membuat perhatian konsumen balik beralih kepada perusahaan Anda. Dengan begitu, paling nir posisi Anda akan seimbang menggunakan kompetitor. Namun, bayangkan bila Anda lengah dan nir mengamati segala bentuk pergerakan kompetitor? Anda akan seperti ketinggalan zaman. Anda hanya akan jalan pada loka ad interim kompetitor telah berlari meninggalkan garis start.
6. Harga yang terlalu mahal
Beberapa orang percaya bahwa harga yg mahal akan menciptakan produk Anda tampak lebih indah & lebih mewah dari aslinya. Memang, apalagi jika kualitas barang Anda memang bagus & barang sudah memiliki merek yang dikenal dunia. Namun, apa jadinya apabila ada perusahaan baru yg mengeluarkan produk yg seperti menggunakan barang Anda dan menjualnya jauh lebih murah? Beberapa konsumen kaya memang mungkin akan tetap memilih barang Anda karena harganya yg mahal sebagai pujian sendiri bagi mereka, namun ketika Anda hanya diminati sang konsumen-konsumen tingkat menengah ke atas, kompetitor Anda sudah menarik perhatian semua kalangan, berdasarkan kalangan menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Mungkin saja Anda nir bangkrut, tetapi pendapatan akan menurun secara drastis.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...