Wajib Tahu 6 Etika Bisnis di Jepang yang Harus Dipegang Teguh

Jepang merupakan negara menggunakan perekonomian terbesar ke 2 pada global. Fakta itu tak mengherankan, sebab orang Jepang terkenal mempunyai pandangan hidup & etika kerja yang sangat baik. Mereka berhasil memadukan unsur modern dan tradisional dalam berbisnis. Modernitas diterapkan pada wahana & prasarana, sedangkan tradisionalitas diterapkan pada etika.

Seperti Cina, Jepang pula menggunakan Konfusianisme sebagai pedoman usaha. Kepercayaan itu berisi ajaran berperilaku baik. Selain itu Jepang juga mempraktikkan Shintoisme, yaitu kepercayaan tradisional warisan nenek moyang. Ada pula ajaran-ajaran pokok budaya Jepang yang dipakai dalam berbisnis, yaitu wa (harmoni), kao (reputasi), dan omoiyari (loyalitas). Konsep wa lebih mementingkan kerja sama daripada egoisme langsung. Konsep kao menekankan buat menjaga kehormatan orang lain. Sedangkan konsep omoiyari berkaitan menggunakan taktik bekerja sama pada jangka panjang, yaitu menggunakan menjaga kepercayaan rekan kerja.

Apabila Anda ingin belajar etika usaha Jepang, tak perlu memeluk kepercayaan -kepercayaan tadi. Serap saja intisari ajarannya, lalu praktikkan. Selain itu Anda bisa menilik etika-etika lain:

1. Tepat ketika

Orang Jepang terkenal sangat sempurna ketika. Jika terdapat rendezvous bisnis, mereka datang paling tidak lima mnt sebelumnya. Kebiasaan ini sangat tidak sinkron dengan budaya jam karet pada Indonesia. Telat satu jam ketika janjian merupakan hal biasa. Padahal keterlambatan mampu mengakibatkan fatal, terutama dalam urusan bisnis. Anda sanggup dicap pemalas, pelupa, atau tidak kompeten. Apalagi jika eksistensi Anda absolut diperlukan pada sana.

Supaya nir terlambat, coba buat pengaturan saat yg baik. Cadangkan ketika ekstra buat peristiwa tidak terduga. Terutama bila Anda wajib bekerja pagi-pagi. Apabila takut tak sanggup bangun pagi, pasang saja alarm. Kalau satu alarm tidak mempan membangunkan Anda, pasanglah 3 atau lima alarm. Pastikan barang-barang yang akan dibawa telah disiapkan malam sebelumnya. Buat sarapan yang praktis misalnya sereal atau telur goreng. Pastikan bensin tunggangan Anda selalu penuh agar tak perlu panik mencari angkutan generik. Antisipasi macet di bepergian. Dengan demikian, Anda tidak akan telat ke loka kerja.

2. Berpakaian rapi

Jepang mempunyai gaya-gaya berpakaian yg unik, mulai berdasarkan gaya gothic sampai lolita. Namun mereka berpakaian normal & rapi ketika bekerja. Sebab penampilan merupakan keliru satu faktor penting pada berbisnis. Apabila Anda berpakaian rapi dan sopan, rekan-rekan kerja akan memberikan hormat. Pebisnis perempuan umumnya mempunyai etika berpakaian yg lebih sensitif. Jangan mengenakan sandang yang terbuka lantaran sanggup membuat orang lain terganggu. Jangan menggunakan make-up juga aksesoris hiperbola. Ingat bahwa Anda hendak bekerja, bukannya pergi ke loka hiburan.

Berpakaian saja menggunakan sederhana. Laki-laki cukup mengenakan kemeja & celana panjang berbahan kain, bisa jua ditambah blazer juga dasi. Sedangkan perempuan relatif mengenakan kemeja dan celana panjang atau rok. Pastikan semuanya rapi diseterika. Untuk alas kaki, pakailah sepatu. Dengan demikian Anda akan lezat dicermati. Berpenampilan rapi berarti Anda menghormati diri sendiri, orang lain dan loka Anda bekerja.

Tiga. Mengucapkan 3 istilah sakti

Dalam berbisnis orang Jepang acapkali mengucapkan 3 istilah sakti: tolong, terima kasih, & maaf. Kata tolong penting diucapkan saat meminta donasi menurut orang lain. Tanpa istilah itu, orang yang bersangkutan bisa tersinggung lantaran merasa diperintah-perintah. Sedangkan istilah terima kasih usahakan diucapkan sesering mungkin. Bisa dalam rekan kerja, klien, bos maupun bawahan. Ucapan itu krusial buat menunjukkan apresiasi Anda atas bantuan mereka. Kata yang terakhir, maaf, usahakan diucapkan begitu Anda melakukan kesalahan. Tak perlu takut menerangkan penyesalan. Jika Anda tak meminta maaf, mampu-bisa orang yang bersangkutan semakin kesal.

Misalnya saja Anda sudah terbiasa mengucapkan tiga kata sakti ini. Tetapi bagaimana apabila orang-orang yg berbisnis dengan Anda tak melakukannya? Tak perlu menegur. Ucapkan saja ketiga istilah itu dengan konsisten. Lama-kelamaan orang lain akan sadar dan mencontoh Anda.

4. Menghormati orang lain, terutama yg lebih tua

Orang Jepang umumnya sangat sopan. Mereka kerap membungkuk pada orang yang dihormati. Namun budaya membungkuk nir biasa di Indonesia. Karena itu Anda sanggup menggantinya menggunakan anggukan ketua hormat. Ketika berbisnis, Anda bekerja menggunakan poly orang. Setiap orang mempunyai sifat, prinsip dan kebiasaan yang berbeda. Sebaiknya belajar untuk menghormati semua orang. Supaya mampu melakukan hal itu, belajarlah bertoleransi. Coba bergaul menggunakan banyak orang dari banyak latar belakang. Pelajari banyak sekali budaya dari buku atau internet. Buang fanatisme Anda terhadap segala sesuatu. Sadari bahwa setiap orang patut dihormati.

Jepang mempunyai senioritas yang bertenaga. Dalam rapat, biasanya karyawan yang lebih tua dipersilakan bicara lebih dahulu. Indonesia juga memiliki budaya yg tak jauh berbeda. Sebaiknya memang bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua, karena mereka mempunyai pengalaman lebih banyak.

5. Memperlakukan kartu nama dengan sopan

Di Jepang ada tata cara berkenalan antar-pebisnis. Diawali menggunakan memberi salam membungkuk & menjelaskan nama masing-masing. Lalu saling bertukar kartu nama. Mereka mendapat kartu nama orang lain menggunakan kedua tangan, membacanya sejenak, kemudian menyimpannya menggunakan cermat di loka kartu nama. Anda wajib mengingat kebiasaan ini bila berbisnis di Jepang. Beri apresiasi pada kartu nama orang lain. Jangan terburu-buru menjejalkannya ke saku atau dompet. Sebaiknya Anda juga mencetak kartu nama pada 2 bahasa. Satu sisi pada bahasa nasional, sisi lain pada bahasa Jepang. Serahkan dalam orang lain menggunakan kedua tangan. Hal ini akan memperlihatkan keseriusan Anda dalam berbisnis.

6. Bekerja ya bekerja, istirahat ya istirahat

Orang Jepang konsisten pada berbisnis. Ketika saatnya bekerja, mereka bekerja menggunakan serius. Biasanya sesudah terselesaikan kerja mencari hiburan di tempat minum. Bersenang-senang pada sana dilakukan dengan maksimal . Mereka bisa minum sake bergelas-gelas hingga mabuk. Tetapi keesokan paginya bekerja dengan berfokus lagi walaupun efek mabuk masih terasa.

Hal itu dapat terjadi karena orang Jepang mempunyai tanggung jawab yang akbar. Saat pada loka kerja memang sebaiknya penekanan hanya pada pekerjaan. Tak perlu menggosip menggunakan teman pada sebelah bilik. Hindari menggunakan personal komputer buat kepentingan eksklusif, seperti membuka surel atau media umum. Juga jangan berlama-usang pulang ketika istirahat makan siang. Ada saatnya untuk bekerja, terdapat saatnya buat istirahat.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...