Wajib Tahu Kesalahan – Kesalahan Fatal Dalam Memulai Bisnis
Memulai bisnis dengan mendirikan sebuah usaha sendiri merupakan hal yang didambakan oleh setiap orang. Menjadi entrepreneur sejati tentunya memerlukan bekal sikap kepemimpinan dan sikap tegas serta produktif yang harus ada pada diri seseorang. Sikap – sikap tersebut tentu ada agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan dalam bisnis, yang berimbas pada lancar atau tidaknya jalannya bisnis anda.
Banyak sekali kesalahan – kesalahan yang buruk yang sekiranya dapat menghambat atau bahkan memberhentikan bisnis. Tentu anda tidak ingin apabila bisnis menjadi kacau, bukan? Untuk itu, diperlukan strategi – strategi khusus agar anda tidak terjebak dalam langkah yang salah untuk memulai bisnis anda. Strategi – strategi tersebut juga ditujukan agar bisnis dapat dirintis dengan baik dan maksimal, sehingga langkah kedepannya pun semakin baik dan target – target dari bisnis dapat tercapai.
Nah, pada kesempatan kali ini, bisnishack.com akan memberikan beberapa contoh kesalahan – kesalahan yang dinilai cukup fatal dalam merintis sebuah usaha. Penasaran? Yuk, kita simak bersama – sama!
1. Kurang fokus dan tertata pada satu aspek
Merintis bisnis tentu memiliki banyak sekali langkah yang dipersiapkan untuk mencapai banyak target yang telah ditentukan. Mulai dari proses produksi, pemasaran, perekrutan karyawan, pengadaan sarana dan prasarana, peningkatan kesejahteraan diri sendiri dan lain sebagainya. Untuk memikirkan dan meng – handle hal tersebut, tentu membuat pikiran anda semakin bercabang. Anda harus pintar memutar otak untuk senantiasa menemuukan jalan keluar agar seluruh hal tersebut dapat teratasi dengan baik.
Agar tujuan dan target bisnis lebih mudah tercapai, sebaiknya tentukan fokus dari seluruh hal yang telah dipersiapkan. Tentukan mana hal yang paling menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Prioritas tersebutlah yang harus anda jadikan sebagai fokus dari pikiran dalam berbisnis. Tentukan pula berapa lama rencana untuk menyelesaikan hal yang menjadi fokus. Persiapkan langkah – langkahnya, bersama juga dengan estimasi dana serta waktu yang dibutuhkan.
2. Tidak menawarkan produk yang bermanfaat atau bernilai berbeda untuk pelanggan
Dalam merintis sebuah usaha, ada baiknya memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam bisnis. Ciri khas dan keunikan tersebut lah yang akan menjadi nilai jual dari produk bisnis. Pertahankan nilai jual karena hal tersebutlah yang akan mendukung jalannya usaha yang sedang dirintis. Begitu juga dengan seberapa besar manfaat yang ditawarkan dari produk bisnis. Hal tersebut juga berpengaruh pada dorongan masyarakat untuk memilih produk bisnis dibandingkan dengan produk bisnis yang lain atau produk bisnis dari kompetitor.
Bila cenderung membuat produk bisnis yang tidak inovatif dan tidak berbeda dengan yang dihasilkan oleh kompetitor, bisnis justru akan tenggelam dalam persaingan ketat yang tak kunjung pernah ada habisnya. Produk bisnis tidak akan berhasil mengambil alih perhatian masyarakat. Jika begitu, pemasukan bisnis serta target penjualannya pun akan sedikit. Hal inilah yang sekiranya menghambat laju pertumbuhan bisnis yang sedang anda rintis.
3. Terlalu bergantung pada investor
Memiliki investor sebagai salah satu sumber dana dalam bisnis memang merupakan hal yang benar. Investor biasanya memiliki hak atas saham yang dia tanamkan pada bisnis sesuai dengan besarannya. Anda tentu senang memiliki sumber dana dalam bisnis dengan sistem bagi hasil. Anda untung, investor untung, dan bisnis tumbuh dan berkembang dengan baik.
Namun adakalanya, tidak selalu memerlukan adanya investor pada bisnis. Anda perlu berjuang mempertahankan bisnis sendiri, dimana keuntungannya ialah milik anda. Janganlah terlalu bergantung pada investor, apabila bisnis tidak ingin dicampuri oleh beberapa tangan – tangan lain. Percayakanlah pada diri sendiri bahwa anda mampu menangani bisnis yang dirintis.
Apabila modal penuh sudah bisa didapatkan dalam waktu beberapa bulan, segeralah beralih dari investor yang telah menanam saham. Putuskan kerja sama dengan investor secara baik – baik, namun tetap menjadi jaringan bisnis dalam hal pekerjaan. Terlalu bergantung pada investor akan membuat bisnis yang dirintis terlalu disetir oleh beberapa tangan dan tidak berkembang sebagaimana mestinya sesuai dengan yang diharapkan.
4. Stress dan kelelahan
Merintis bisnis pada mulanya memang menyita banyak waktu, perhatian serta pikiran. Anda memang harus mencurahkan semua itu dengan ikhlas, demi pertumbuhan bisnis yang baik ke depannya. Namun terkadang, banyaknya pikiran pada hal – hal tersebut cenderung memicu stress pada diri seseorang. Stress yang ditimbulkan pun seringkali berdampak pada kelelahan. Seperti yang kita ketahui, bahwa stress dan kelelahan akan berimbas pada sakit yang diderita oleh tubuh. Bila tubuh sudah sakit, tentu perusahaan yang sedang anda rintis memiliki kemungkinan besar untuk terbengkalai.
Bila terlalu lama memelihara stress yang ada pada pikiran karena memikirkan banyak hal dalam merintis sebuah usaha, anda pun akan gegabah dalam mengambil keputusan. Begitu juga dengan langkah – langkah bisnis yang harus dilakukan dengan cepat, mungkin akan cenderung berjalan lebih lambat. Nah, untuk itu, bila stress dan kelelahan sudah melanda tubuh, sebaiknya segera melakukan refreshing secepatnya. Lakukan apapun yang menjadi kegemaran dan dapat meningkatkan mood dengan cepat. Hindari stress, karena bisnis yang anda rintis bergantung pada kondisi pikiran dan tubuh yang maksimal dan sehat.
5. Gagal menganalisa keadaan dan situasi pasar
Kondisi dan situasi pasar yang menjadi sasaran perlu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam merintis sebuah usaha. Anda perlu menganalisa dengan sebaik dan sekritis mungkin bagaimana keadaan dan situasi pasar yang menjadi target sasaran. Bila memiliki analisa yang benar dan kuat, anda tentu akan dapat dengan mudah menyesuaikan bisnis yang dikelola dengan kondisi pasar yang ada. Sehingga, dapat dengan lancar menjalankan langkah – langkah bisnis untuk merintis usaha dan mencapai tujuan – tujuan dari usaha.
Yang menjadi ketakutan adalah bila anda dalam menganalisa kondisi dan situasi pasar. Bila hal ini terjadi, akan berimbas pada gagalnya bisnis yang sedang dirintis. Adanya perbedaan yang ditemukan di lapangan dengan analisa anda, tentu akan menghambat jalannya langkah – langkah dalam mengembangkan bisnis yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk itu, pelajarilah kondisi dan situasi pasar anda sebaik dan seteliti mungkin, agar anda tidak salah menganaalisa dan salah menentukan langkah bisnis.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...