Wajib Tahu Kisah Perjalanan dan Filosofi Bisnis J. W. Marriott, Jr.
Siapa yg nir memahami J. W. Marriott, Jr.? Ia merupakan seseorang pebisnis berasal Amerika yang juga adalah Executive Chairman dan Chairman of the Board menurut Marriott International, Inc., keliru satu perusahaan perhotelan terbesar di dunia. Marriott International, Inc. Jua tidak pernah absen timbul di daftar ?Most Admired Companies? Yang diurutkan sang Fortune, sebuah majalah bisnis dunia Amerika Serikat yang menerbitkan peringkat-peringkat perusahaan di dunia menurut keuntungan mereka.
Terkenal karena ?Tangan dingin?Nya pada berbisnis, Bill sudah merubah sebuah perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang dihormati menggunakan lebih menurut 150.000 karyawan pada lebih dari dua.600 resor & penginapan yang terletak pada Amerika Serikat & 63 negara lainnya. Dengan asa yg nrimo buat melayani, Marriott International Inc. Populer akan komitmennya terhadap keragaman, tanggung jawab sosial, & keterlibatannya pada warga . Hal ini menciptakan Marriott International diakui jua menjadi tempat yg baik buat bekerja.
Image Credit |
John Williard ?Bill? Marriott, Jr. Lahir di Washington D.C. 82 tahun yg lalu menurut pasangan John Willard Marriott, pendiri Marriott Corporation dan Hot Shoppes, dan Alice Sheets. Pebisnis yg menerima gelar sarjananya pada Universitay of Utah ini mengaku sudah menerima pelajaran manajemen?Yg beliau gunakan seumur hidupnya?Menurut pertanyaan yg terlontar menurut Presiden Dwight D. Eisenhower, padahal pertanyaannya hanya berupa, ?What do you think?? (?Bagaimana menurutmu? Dalam bahasa Indonesia). Sejak waktu itu, dia selalu mencoba buat menerapkan gaya manajemen menggunakan bertanya, ?What do you think?? Pada karyawan-karyawannya. Menurutnya, ?What do you think?? Adalah empat kata paling krusial pada bahasa Inggris.
Sebelum bergabung dengan perusahaan milik ayahnya, Bill pernah bertugas di sebuah kapal induk sebagai perwira di Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah menjadi bagian dari Marriott Corporation—yang kemudian dipecah menjadi Marriott International dan Host Marriott International—pada tahun 1956, ia terpilih menjadi Executive Vice President dan anggota Board of Directors pada tahun 1964. Pada tahun yang sama, ia menjadi presiden perusahan. Delapan tahun berikutnya ia menjadi Chief Executive Officer dan Chairman of the Board pada tahun 1985 setelah ayahnya meninggal dunia. Bill segera mengambil alih operasi seluruh perusahaan dan memfokuskan usahanya pada bidang perhotelan dan resor dan akomodasi dengan melepaskan restoran cepat saji dan juga restoran keluarga.
Jadwal yg padat tentu saja nir menghentikan Bill berdasarkan segala aktivitas di luar Marriott International Inc.. Ia merupakan anggota menurut National Geographic Society, Naval Academy Endowment Trust, & National Urban League. Setiap minggu, ia jua selalu menyempatkan dirinya buat menjadi sukarelawan di The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints dan pula membantu beberapa ogranisasi & komunitas rakyat.
Selama menjabat di Marriott, Bill telah memperkenalkan metode Revenue Management kepada industri perhotelan. Metode Revenue Management merupakan metode yang mengaplikasian analisis mengenai perilaku konsumen di taraf micro-market dan mengoptimalkan ketersediaan produk dan harga buat memaksimalkan keuntungan yang didapat. Tujuan dari metode ini adalah buat menjual produk yang tepat ke pelanggan yg sempurna dalam saat yg sempurna dan harga yg sempurna.
Pada tahun 2006, selain meraih gelar doktor pada bidang Humaniora berdasarkan Weber State Univerity, ia pula dinominasikan menjadi Hotel Travel Personality of the Year oleh World Travel Awards. Dengan membuahkan filosofi menurut ayahnya menjadi pedoman, Marriott International Inc. Berkembang sangat pesat. Filosofi tersebut merupakan : untuk menciptakan rekan kita puas dan nyaman menggunakan pekerjaannya, mereka melakukan hal ekstra dalam melayani konsumen dan tetap bersenang-bahagia dalam menjalankannya. Maksudnya adalah bila kita ingin membuat pelanggan kita bahagia, pertama-tama kita wajib menyenangkan karyawan kita dahulu. Lantaran apabila mereka senang , mereka akan membuat pelanggan kita senang .
Pebisnis yang telah menikah dengan istrinya, Donna Garff, selama lebih dari lima puluh tahun—dan memiliki empat anak, lima belas cucu, dan tiga orang cicit ini terkenal karena sifatnya yang humanis. Ia membuat suasana kekeluargaan di lingkungan kerjanya. Ia juga tidak segang menengok pekerjanya yang sakit atau membantu karyawannya yang sedang terkena masalah. Selain humanis, ia juga sangat teliti dan senang bekerja keras. Tidak kenal siang dan malam, ia sering datang ke tempat-tempat usahanya seperti restoran dan hotel untuk memeriksa keadaannya. Tidak jarang ia langsung datang ke dapur dan kamar-kamar untuk memeriksa segala hal, dari yang kecil hingga besar. Dan ia akan marah apabila ada tempat yang masih kotor atau tidak lengkap. Menurutnya, bisnis hotel itu tergantung pada keseimbangan antara layangan pelanggan yang baik dan akomodasi yang bersih dan nyaman dengan biaya yang terkontrol.
Hal yg patut dicontoh bagi para pebisnis muda yang ingin mengikuti jejak Marriott junior adalah bahwa meskipun sudah sukses, Marriott junior ini nir pernah berhenti buat mencari cara buat memuaskan pelanggannya. Ia menikmati setiap aspek pada pekerjaannya. Dia sahih-sahih terjun ke pada apa yang telah ia mulai. Ia mengumpulkan pandangan baru-pandangan baru dan kemudian merealisasikannya. Baginya, kegagalan adalah hal yang sama pentingnya dengan kesuksesan, karena dengan kegagalanlah beliau akan belajar.
Pada akhir tahun 2011, ia mengumumkan bahwa dia akan beralih menjadi Executive Chairman dari perusahaanya dan memberikan posisi Chief Executive Officer kepada Arne Sorenson, seorang hotel executive Amerika. Arne Sorenson pun menjadi orang luar pertama yang menjalankan bisnis ini. Kini, Marriott International Inc. membawahi beberapa hotel dan resor seperti Marriott Hotels & Resorts, JW Marriott Hotels & Resorts, Gaylord Hotels, Renaissance Hotels, Ritz-Carlton, Bulgari Hotels & Resorts, AC Hotels by Marriott, Autograph Collection Hotels & Resorts, Edition Hotels, dan Marriott Conference Centers. Dengan 1.400 restoran dan lebih dari 150 hotel dan resor di seluruh dunia, Marriott International mendapat keuntungan sebesar 4,5 juta US Dollar dalam setahun. Begitu besarnya keuntungan yang didapat hingga perusahaan ini pun kini mengembangkan usaha di bidang kapal pesiar dan taman wisata. Ia juga memiliki sebuah rumah peristirahatan di Danau Winnipesaukee di Tuftonboro, New Hampshire.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang J. W. Marriott, Jr., Anda dapat membaca bukunya yang berjudul “The Spirit to Serve (1997)”. Buku yang ditulis oleh Kathi Ann Brown dan kata pengantar oleh James C. Collins ini merupakan pandangan pribadi mengenai perjalanan perusahaan Marriott dan penguraian dari prinsip-prinsip kesuksesan bisnis.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...